Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih dalam apa saja yang menyebabkan rendahnya angka kepatuhan perawat untuk melakukan lima saat cuci tangan di ruang rawat inap rumah sakit X Kebayoran Lama Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) adalah suatu upaya yang ditujukan untuk mencegah transmisi penyakit menular di semua tempat pelayanan kesehatan. Salah satu usaha dengan cara melakukan prosedur opersional lima saat cuci tangan dengan baik dan benar. Hasil survey point prevalensi dari 11 rumah sakit di DKI Jakarta yang dilakukan oleh perdalin Jaya dan rumah sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta pada tahun 2003 didapatkan angka infeksi nosokomial untuk ILo (infeksi Luka Operasi) 18,9%, ISK (infeksi saluran kemih) 15,1%, IADP (infeksi aliran darah primer) 26,4%, pneumonia 24,5% da infeksi salura napas lain 15,1% serta infeksi lain 32,1%. Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap rumah sakit “X” Kebayoran Lama Jakarta Selatan pada bulan Agustus tahun 2018. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan observasi, dan wawancara mendalam. Wawancara dilakukan kepada direktur rumah sakit, IPCN, IPCLN, bagian pengadaan, perawat. Hasil penelitian ditemukan dari hasil observasi bahwa adanya perawat yang masih tidak melakukan lima saat cuci tangan, yaitu pada saat akan kontak dengan pasien dan pada saat setelah kontak lingkungan pasien. Ketidakpatuhan perawat melakukan kepatuhan cuci tangan disebabkan karena tidak tersedianya sarana dan prasarana yang lengkap seperti tissue towel. tidak tersedianya tissu towel disebabkan kurangnya koordinasi bagian perawat ruangan dengan bagian pengadaan sehingga menyebabkan kekosongan persediaan.
Untuk itu diharapkan pihak rumah sakit menyediakan sarana prasarana yang dibutuhkan untuk terlaksananya lima saat cuci tangan sesuai dengan ketetntuan dari WHO. Tim IPCLN melakukan pengawasan lebih intensif dengan memberikan sanksi untuk yang tidak melakukan lima saat cuci tangan yang di tentukan oleh rumah sakit.
|