ABSTRAK MUKTI WIBOWO, ?Hubungan antara motivasi kerja dan sistem kompensasi dengan kepuasan kerja guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Sanggar 13 Jakarta Timur?. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA. 2012. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menguji hubungan antara motivasi kerja dan sistem kompensasi terhadap kepuasan kerja guru di Sekolah Menengah Atas Negeri Sanggar 13 Jakarta Timur. Populasi dalam penelitian penelitian ini meliputi guru yang mengajar di SMA Negeri 39, SMA Negeri 58, SMA Negeri 88, SMA Negeri 98, SMA Negeri 99, SMA Negeri 104, SMA Negeri 105 dan SMA Negeri 106. Jumlah populasi adalah 549 orang guru. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan korelasional. Sedangkan sedangkan sample yang diambil berjumlah 232 responden dengan menggunakan teknik sampel proposional (proposional sampling). Ujicoba instrumen penelitian dilakukan di SMA Negeri 99 Rayon 13 Jakarta Timur dengan sampel 30 responden instrumen kuesioner menggunakan kepuasan kerja guru sebagai variable terikat, sedangkan instrumen kuesioner motivasi kerja dan sistem kompensasi sebagai variable bebas. Dari Hasil Penelitian Ditemukan Bahwa: (1) Terdapat hubungan positif antara motivasi kerja dengan Kepuasan kerja guru, pada SMA Negeri rayon 13 Kodya Jakarta Timur, dengan koefisiensi korelasi r y1 = 0,553. (2) Terdapat hubungan positif antara sistem kompensasi dengan kepuasan kerja guru SMA Negeri rayon 13 Jakarta Timur, dengan kuefisien korelasi ry x2 = 0,386, (3) terdapat hubungan positif antara motivasi kerja dan sistem kompensasi secara bersama-sama dengan kepuasan kerja guru, pada SMA Negeri rayon 13 Jakarta Timur, dengan koefisien korelasi ganda ry1 2 = 0,589. Dari hasil penelitian ini, saya menyarankan untuk mendapatkan kondisi ideal untuk dimensi motivasi kerja kami menyarankan sebagai berikut: 1. Menanamkan rasa tanggung jawab terdapat tugas yang diembannya, sehingga tidak ada seorang gurupun yang menghindar atau tidak melaksanakan tugas yang diberikan kepala sekolah. 2. Melatih guru melalui berbagai pelatihan agar guru lebih kreatif dalam proses belajar mengajar 3. Melatih guru agar lebih inovatif dalam tugas yang dibebankan kepadanya. 4. Menanamkan kepada para guru agar menyukai tantangan tantangan dalam pekerjaannya. 5. Menanamkan kepada guru agar berusaha menyelesaikan pekerjaan dengan hasil terbaik. 6. Melakukan berbagai latihan atau In House Training atau seminar kepada guru untuk dapat mengembangkan kompetensi. 7. Melakukan pembinaan kepada guru agar memperhatikan pengembangan karirnya, serta memotivasi guru untuk memperhatikan kenaikkan pangkatnya atau karir jabatannya. 8. Melakukan bimbingan karir agar sekolahnya menghasilkan guru-guru yang memiliki jabatan kepala sekolah atau pengawas sekolah. 9. Kepala Sekolah lebih berkomunikasi terhadap guru-guru di sekolah, sehingga tidak adanya guru yang merasa disisihkan dari kepala sekolah. 10. Membina hubungan dengan rekan kerja, sehingga memperkecil konplik diantara guru. 11. Membina rasa ikatan kekeluargaan sehingga guru rajin menolong teman yang berada dalam kesulitan. Untuk dapat mencapai keadaan ideal dimensi sistem kompensasi, kami menyarankan: 1. Kepala sekolah harus menyediakan dana untuk pemberian tunjangan atau insentif bagi guru yang menunjukkan prestasi kerja. 2. Kepala sekolah harus menyediakan uang sebagai bonus akhir tahun dalam bentuk uang lebaran. 3. Sekolah harus menyediakan uang tunjangan kesehatan bagi keluarga yang dirawat karena sakit melalui seksi kesejahteraan. 4. Sekolah harus menyediakan tunjangan jabatan bagi guru yang mendapat tugas tambahan. 5. Sekolah melalui seksi kesejahteraan menyediakan dana sosial untuk guru yang menikahkan anaknya, khitanan atau sidi. 6. Sekolah memberikan insentif guru yang mengikuti kegiatan sekolah seperti tes/ulangan, kegiatan membimbing siswa. 7. Sekolah menyusun peraturan yang jelas tentang kompensasi yang diberlakukan di sekolah. Untuk dapat mencapai kondisi ideal dimensi kepuasan kerja, kami menyarankan: 1. Menerapkan kebijakan karier karyawan, dengan mendorong guru yang berpotensi untuk terus meningkatkan kariernya. 2. Menyusun kondisi ruang kerja guru agar nyaman untuk bekerja. 3. Mempersiapkan peralatan atau perlengkapan kegiatan belajar mengajar dengan menyesuaikan perkembangan zaman, yakni mengacu pada TIK (tehnologi informatika dan computer). 4. Memberikan penghargaan dan kesempatan untuk meningkatkan karier guru yang berpotensi dan berprestasi sehingga guru merasakan dihargai dan diperhatikan hasil usahanya. 5. Membina kerukunan dalam hubungan antar guru sehingga menimbulkan kerjasama yang baik diantara guru, terutama guru mata pelajaran sejenis.
|