Tesis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan mendeskripsikan Faktor-
Faktor yang Berhubungan dengan Kemandirian Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
Balauring Kec.Omesuri Kab.Lembata-NTT Tahun 2018. Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas. Perubahan dan penurunan fungsi organ tubuh pada lansia ini jika tidak diikuti dengan penyesuaian diri yang baik dari lansia maka akan menimbulkan penyakit dan menurunkan tingkat kemandirian lansia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari. Selain itu, ketidakmandirian lansia akan menjadi beban bagi suatu negara. Provinsi NTT
merupakan provinsi dengan Nilai Rasio Ketergantungan tertinggi di Indonesia yaitu
sebesar 66,74% yang artinya setiap 100 orang penduduk yang masih produktif akan
menangung 68 orang yang tidak produktif di Indonesia. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Balauring Kec.Omesuri Kab. Lembata-NTT pada bulan september-oktober 2018. Metode Penelitian yaitu penelitian kuantitatif dilengkapi data kualitatif dengan Desain penelitian menggunakan Cross Sectional. Jumlah populasi sebanyak 5245 orang dan sampel sebanyak 157 orang yang ditentukan dengan menggunakan software Sample Size versi 2.2. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster sampling .Teknik analisa data meliputi analisis univariat, uji chi square, dan uji regresi logistik sederhana. Teknik analisa data kualitatif menggunakan wawancara mendalam. Hasil penelitian kuantitatif menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur, sumber pendapatan lansia, status kesehatan, peran bidan, peran kader lansia, peran keluarga lansia, aktifitas fisik dan keaktifan lansia dengan kemandirian lansia dalam melakukan ADL dimana nilai p value < 0,05. Pada analisis multivariate regresi logistic diperioleh variabel aktifitas fisik dengan nilai Exp (B) 2,613 yang artinya lansia yang tidak aktif melakukan aktifitas fisik memiliki resiko 2,613 kali menjadi ketergantungan dalam melakukan ADL. Hasil penelitian kualitatif ditemukan bahwa penyebab masih banyak lansia yang mandiri secara secara fisik, psikologis maupun sosial yaitu faktor peran keluarga, dimana peran lansia dalam keluarga masih dominan sehingga kepercayaan diri lansia makin tinggi. Selain itu, dengan adanya tanggung jawab yang tinggi terhadap keluarga juga didukung dengan lansia yang masih bekerja dan produktif serta aktifitas fisik yang cukup juga keaktifan lansia dalam mengikuti seluruh kegiatan yang ada di desa inilah yang sangat berdampak pada kemandirian lansia dalam melakukan ADL. Saran untuk pihak Dinas Kesehatan Kab. Lembata dan Puskesmas Balauring diharapkan untuk lebih meningkatkan program kesehatan lansia dengan mempertimbangkan 3 faktor dominan yang mempengaruhi kemandirian lansia yaitu aktifitas fisik, peran bidan dan peran keluarga.
|