Abstrak  Kembali
Latar Belakang: Kanker payudara merupakan masalah utama kesehatan masyarakat baik di negara maju maupun negara berkembang. Keterlambatan dan rendahnya kesadaran deteksi dini kanker payudara sendiri, dan terbatasnya program skrining merupakan penyebab mortalitas kanker payudara pada Wanita Usia Subur (WUS) sangat tinggi. Untuk mengetahui determinan deteksi dini kanker payudara pada WUS. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional selama 2 minggu di 20 posyandu wilayah kerja Puskesmas Depok I Kabupaten Sleman. Sampel dalam penelitian sebanyak 188 WUS yang berusia ≥ 30 tahun. Pengumpulan data menggunakan kuesioner terstruktur dengan mengembangkan Health Belief Model (HBM). Hasil: 28,7% WUS tidak melakukan deteksi dini. 50,5% berusia> 40 tahun, 49,5% memiliki persepsi buruk terhadap perilaku sehat, 28,2% WUS tidak ada dukungan keluarga, 72,3% tidak ada dukungan kader, 73,4% tidak ada tenaga kesehatan, dan 18,1% WUS sulit mendapatkan informasi tentang deteksi dini kanker payudara. Kesulitan mendapatkan informasi berisiko 8,03 kali untuk tidak deteksi dini kanker payudara dibandingkan WUS yang mudah mendapatkan informasi (p value= 0,000; aOR=8,03; 95%CI: 3,05-21,13). Hubungan signifikan antara variabel pendidikan, riwayat kanker payudara di keluarga, persepsi perilaku sehat, kehadiran tenaga kesehatan dan sumber informasi terhadap deteksi dini kanker payudara. Kesimpulan: Sumber informasi terkait program deteksi dini kanker payudara di masyarakat luas masih terbatas. Peningkatan kesadaran tentang kanker payudara melalui edukasi penggunaan media massa sangat diperlukan. Dengan mengembangkan HBM petugas kesehatan dapat memberikan pemahaman pentingnya deteksi dini kanker payudara pada WUS.