Abstrak  Kembali
ABSTRAK Trisni Handayani, Peran Pimpinan dalam Pengembangan Budaya Organisasi: Studi Kualitatif pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA. (UHAMKA). Tesis. Program Studi Magister Administrasi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA. Desember 2010. Tesis ini bertujuan untuk mengungkapkan peran pimpinan dalam pengembangan budaya organisasi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA). Metode yang digunakan adalah Metode kualitatif deskriptif yaitu dengan mendapatkan data secara alamiah, meliputi pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara berstruktur dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada para pimpinan FKIP UHAMKA yang terbagi menjadi wakil bidang akademik, wakil bidang keuangan dan sarana prasarana, wakil bidang kemahasiswaan dan wakil bidang AIKA. Bidang tersebut mengkaji tentang budaya organisasi dengan tujuh karakteristik budaya organisasi yang ada di FKIP UHAMKA yaitu melalui inovasi, perhatian terhadap detail, orientasi hasil, orientasi orang, orientasi TIM, keagresifan dan kemantapan. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peran pimpinan dalam budaya organisasi FKIP UHAMKA dikaji berdasarkan tujuh karakteristik budaya organisai yaitu tercipta inovasi: penggunaan ICT, kepegawaian, dan kedisiplinan baik untuk pimpinan, dosen maupun karyawan. Perhatian terhadap detail: Pimpinan turut serta dalam hal-hal yang detail sehingga pimpinan selalu mengetahui perkembangan yang ada di FKIP UHAMKA. Orientasi hasil: banyak dosen yang berprestasi tetapi kurang diperhatikan oleh pimpinan, tidak ada penghargaan terhadap prestasi dosen tersebut begitu juga bagi para mahasiswa yang berprestasi kurang merespon dengan baik. Orientasi orang: Selalu berkoordinasi antar sesama rekan pimpinan yang lain sehingga terlihat kebersamaan dan kekompakan dalam memimpin. Orientasi Tim: musyawarah merupakan keputusan tertinggi di FKIP UHAMKA dalam setiap mengambil keputusan dan kebijakan, hanya saja setiap kegiatan yang menyertakan trim dalam menyelesaikan tugas-tugasnya selalu saja kepanitiannya gemuk sehingga tidak efisien dalam bekerja. Keagresifan: FKIP UHAMKA adalah fakultas terbesar di UHAMKA sehingga harus agresif dalam menjaring mahasiswa dan dosen- dosen yang berkualitas sehingga output dapat berkualitas. Kemantapan: FKIP UHAMKA mempunyai kemantapan dalam melaksanakan program-program kerjanya baik program dari pemerintah maupun universitas sehingga FKIP UHAMKA dapat bertahan dan menjadi fakultas yang paling besar di UHAMKA. Budaya organisasi yang Islami ditanamkan sejak dahulu dan selalu berkembang dalam prosesnya. Siapapun berhak dalam mengutarakan pendapat dan ide-idenya guna kemajuan FKIP UHAMKA. Jika dilihat dari tipe budaya organisasi yang ada di FKIP UHAMKA maka dapat dikatakan FKIP UHAMKA tergolong dalam tipe pasif-defensif yaitu menghindari terjadinya konflik dan takut disalahkan, karena merasa satu keluarga besar FKIP UHAMKA maka rasa kekeluargaan dan saling memiliki sangat erat antar sesama civitas akademika FKIP UHAMKA. Diharapkan pimpinan memberikan bantuan, bimbingan, pembinaan dan memperhatikan faktor budaya organisasi dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang berbudaya yang baik. Pembentukan karakter sangatlah penting bagi mahasiswa, dosen dan karyawan sehingga ciri khas Muhamamdiyah tetap terjaga. Perlu dilakukan studi dalam menjembatani masalah budaya organisasi dengan program yang disusun oleh FKIP UHAMKA, sehingga akan tercipta budaya organisai yang kondusif baik dalam bekerja maupun dalam kegiatan belajar mengajar.