Tesis ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang persalinan yang ditolong oleh dukun dan apa saja yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan dukun sebagai penolong persalinan. pada era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Pejuang Kota Bekasi tahun 2016. Partisipan penelitian terdiri dari 16 orang informan yang terdiri dari ibu hamil, ibu bersalin, keluarga, kader, dukun bayi, binwil dan bidan koordinator. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif untuk memberi gambaran secara jelas mengenai masalah-masalah yang diteliti, dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam dan focused Group Discussion (FGD). Teknik analisis data menggunakan purposive sampling atau pemilihan sampel yang dipilih berorientasi pada tujuan penelitian, individu dipilih secara sengaja karena memiliki pengalaman yang sesuai dengan fenomena yang diteliti. Hasil penelitian terhadap Behavioral Beliefe pada penelitian ini adalah informan percaya bahwa dukun lebih terpercaya, lebih berpengalaman, lebih tenang, ingin lahir normal. Terhadap Attitude towords the behavior, pada penelitian ini informan merasa tenang bila bersama dukun, aman, nyaman dan selamat. Lebih banyak karena faktor ekonomi dan biaya lebih murah jika ke dukun. Terhadap Normatif believe, pada penelitian ini informan mengatakan bahwa semua
tetangganya lahir dengan dukun, pengalaman anak pertama, kemauan pribadi,mengikuti saran suami dan orang tua, mendengar dari orang lain dan kebiasaan dari turun temurun sampai saat ini. terhadap Subjektif norm pada penelitian ini adalah dorongan ibu untuk memilih dukun sebagai penolong persalinan tidak dipengaruhi oleh suami dan keluarga, suami dan keluarga hanya
mengikuti keinginan ibu. Terhadap Control believe, sebagian besar informan mengatakan dukun sudah ahli, sudah berpengalaman, lebih sabar dan mudah dijangkau karena bisa dipanggil kerumah. Terhadap Perceived Behavioral Control (kontrol prilaku), sebagian besar hambatan yang mempengaruhi ibu memilih dukun sebagai penolong persalinan disebabkan oleh jarak pelayanan
dan biaya. Terhadap intention (niat) menunjukan bahwa tidak ada sedikitpun niat untuk melahirkan di tenaga kesehatan, meskipun informan tahu resiko yang akan dihadapi ketika terjadi penyulit, meskipun pasien diarahkan untuk dirujuk ke Rumah Sakit, mereka tetap memaksakan untuk bersalin didukun karena percaya akan selamat jika dibantu oleh dukun.
|