Abstrak Fantri Wulan Sari. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Komunikasi Interpersonal Terhadap Kesehatan Organisasi - Sekolah Menengah Kejuruan di Jakarta Utara. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, 2011. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Komunikasi Interpersonal terhadap Kesehtaan Organisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jakarta Utara. Hipotesis studi ini terdiri dari: (1) Terdapat pengaruh langsung Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kesehatan Organisasi di beberapa SMK swasta, (2) Terdapat pengaruh langsung Komunikasi Interpersonal terhadap Kesehatan Organisasi di beberapa SMK swasta, dan (3) Terdapat pengaruh langsung Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Komunikasi Interpersonal di beberapa SMK swasta. Metode penelitian ini adalah metode survei kausal yang menggunakan teknik analisis jalur (path analisis) dan kuesioner tentang Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Komunikasi Interpersonal dan Kesehatan Organisasi sebagai instrumen survei. Penelitian dilaksanakan di SMK swasta yang berlokasi di tiga kecamatan di wilayah Jakarta Utara, yaitu kecamatan Tanjung Priuk, Koja dan Cilincing dengan populasi sebanyak 151 orang guru. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling) dengan melibatkan sebanyak 100 orang guru sebagai responden penelitian. Penelitian ini juga bersifat non-eksperimen dan data dijaring dengan menggunakan kuesioner. Uji validitas terhadap konten dari instrumen survei dilakukan menggunakan rumus product moment dari Pearson untuk variabel Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan uji reliabilitas Komunikasi Interpersonal dan Kesehatan Organisasi dilakukan menggunakan perhitungan Alpha Cronbach untuk variabel Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Komunikasi Interpersonal dan Kesehatan Organisasi. Hasil perhitungan reliabilitas untuk variabel Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah adalah 0,85, Variabel Komunikasi Interpersonal adalah 0,95 dan variabel Kesehatan Organisasi adalah 0,96. Data dianalisis dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach, sementara untuk menguji hipotesis digunakan statistik regresi sederhana dan path analisis. Hasil temuan penelitian menunjukan bahwa: 1. Ada pengaruh langsung antara Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap Kesehatan Organisasi (X3) yang ditunjukan dengan nilai koefisien jalur ?31 = 0,51 > 0,05 yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Dari hasil uji signifikansi regresi diperoleh Fhitung = 209,591 > F tabel (7,08) pada ? = 0,05 yang menunjukan regresi yang sangat signifikan. Dari hasil uji linieritas regresi diperoleh harga F tuna cocok dengan hasil perhitungan F hitung = (-0,3618) < Ftabel (2,33) sehingga dapat dikatakan bahwa regresi tersebut berbentuk linier. Model hubungan antara Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kesehatan Organisasi disajikan dalam bentuk persamaan regresi ?3 = 9,429 + 0,8141. Model regresi tersebut mengandung arti bahwa apabila Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah ditingkatkan satu poin, maka Kesehatan Organisasi cenderung meningkat sebesar 0,8141 pada konstanta 79,429. Nilai koefisien determinasi Kesehatan Organisasi (X3) dengan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) adalah r2X13 = 0,6806. Hal ini menunjukkan bahwa 68,06% Kesehatan Organisasi (X3) dipengaruhi oleh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1). 2. Ada Pengaruh langsung antara Komunikasi Interpersonal (X2) terhadap Kesehatan Organisasi (X3) yang ditunjukan dengan nilai koefisien jalur ?32 = 0,32 > 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Hi diterima. Dari hasil uji signifikansi regresi diperoleh Fhitung = 162,604 > Ftabel (7,08) pada ? = 0,05 yang menunjukan regresi yang sangat signifikan. Dari hasil uji linieritas regresi diperoleh harga F tuna cocok dengan hasil perhitungan Fhitung = (-0,307) < Ftabel (2,45) sehingga dapat dikatakan bahwa regresi tersebut berbentuk linier. Model hubungan antara Komunikasi Interpersonal dengan Kesehatan Organisasi disajikan dalam bentuk persamaan regresi. ?3 = 61,7318 + 0,7876 X. Model regresi tersebut mengandung arti bahwa apabila Komunikasi Interpersonal (X2) ditingkatkan satu poin, maka Kesehatan Organisasi cenderung meningkat sebesar 0,7876 pada konstanta 61,7318. Nilai koefisien determinasi Kesehatan Organisasi (X3) dengan Komunikasi Interpersonal (X2) adalah r2X23 = 0,6757. Hal ini menunjukan bahwa 67,57% Kesehatan Organisasi (X3) dipengaruhi oleh Komunikasi Interpersonal. 3. Ada pengaruh langsung antara Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap Komunikasi Interpersonal (X2) yang ditunjukkan dengan nilai koefisien jalur ?21 = 0,98 > 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Hi diterima. Dari hasil uji signifikansi regresi diperoleh Fhitung = 353,804 > Ftabel (7,08) pada ? = 0,05 yang menunjukan regresi yang sangat signifikan. Dari hasil uji linieritas regresi diperoleh harga Ftuna cocok dengan hasil perhitungan Fhitung = (-0,362) < Ftabel (2,45) sehingga dapat dikatakan bahwa regresi tersebut berbentuk linier. Model hubungan antara Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dengan Komunikasi Interpersonal (X2) disajikan dalam bentuk persamaan regresi ?3 = 51,078 + 0,8794 X. Model regresi tersebut mengandung arti bahwa apabila Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ditingkatkan satu poin, maka Komunikasi Interpersonal (X2) cenderung meningkat sebesar 0,8794 pada konstanta 51,078. Nilai koefisien determinasi Komunikasi Interpersonal (X2) dengan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) adalah r2X21 = 0,9702. Hal ini menunjukkan bahwa 97,02% Komunikasi Interpersonal dipengaruhi oleh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah. Implikasi dalam penelitian ini yaitu : 1). Kesehatan Organisasi dapat ditingkatkan melalui upaya-upaya sebagai berikut : (a). setiap warga organisasi harus memahami visi dan misi organisasi, sehingga terjadi pengertian yang selaras dan tercipta kerja sama yang baik, (b). Ketersediaan layanan dan fasilitas seperti konseling, ruang medis, bahkan jika perlu diberikan tambahan pilihan makanan bernutrisi kedalam menu makanan di sekolah, (c). Kelengkapan beberapa fasilitas sekolah termasuk perangkat pembelajaran yang memadai, dan (d). Peningkatan kerjasama antara pihak guru dan orang tua murid. 2). Implikasi Penelitian Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah akan mengarahkan organisasi kearah kebaikan jika (a). Kebijakan yang dimunculkan oleh kepala sekolah mengaktualisasikan aspirasi positif guru. (b). Motivasi dalam bekerja diberikan oleh kepala sekolah. (c). Memberikan kesempatan kepada guru untk mengembangkan diri secara pribadi dan professional. (d). Birokrasi yang ada pada aturan peka terhadap kebutuhan-kebutuhan guru (e). Adanya pengawasan serta pengecekan tugas secara professional. 3). Peningkatan Komunikasi Interpersonal dapat terjalin jika: (a). Adanya keterbukaan sebagai pondasi kepercayaan bukti integritas sekolah. (b). Peningkatan Komunikasi didalam Organisasi dan (c). Menghargai satu sama lain.
|