Perkembangan dsain dan teknologi yang sangat cepat menuntut kualitas pendidikan yang lebih baik sehingga secara terus menerus menekan lembaga pendidikan termasuk Pendidikan Menengah Kejuruan untuk meningkatkan kualitas dan pengembangan sumber daya yang ada. Penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di SMK yang merupakan penerapan kebijakan link and match adalah sebagai upaya pemerintah dalam rangka merelevansikan program pengajaran di sekolah dengan kebutuhan dunia usaha/ industri. Selama ini kajian tentang pelaksanaan dan pengelolaan PSG pada Sekolah Menengah Kejuruan masih dirasa kurang sehingga mendorong diadakannya penelitian tentang hal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) kondisi obyektif pada SMK Negeri 1 Singosari Malang, (2) pelaksanaan pengajaran Teknik Mekanik otomotif, (3) perencanaan pelaksanaan praktek industri di SMK Negeri 1 Singosari Malang, (4)pelaksanaan praktek industri di PT Trakindo Surabaya, (5) pelaksanaan praktik industri di Astra Motor Malang, (6) respon dan sikap dunia usaha terhadap pelaksanaan PSG, dan (7) tanggapan siswa terhadap pelaksanaan PSG. Untuk mengetahui tujuan di atas peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (I) kondisi obyektif pada SMK Negeri 1 Singosari Malang secara umum dapat dinyatakan baik, karena seluruh fasilitas kegiatan belajar mengajar teori dan praktek, jumlah guru dan murid, serta pelaksanaan kurikulum dapat berjalan dengan baik, (2) pelaksanaan pengajaran Teknik Mekanik Otomotif sudah berorientasi pada kebutuhan dunia usaha/ industri, hal ini terbukti dengan pelaksanaan praktek dasar di sekolah sudah merupakan simulasi pekerjaan yang dilakukan di dunia usaha/ industri, selain itu jumlah siswa dari setiap program keahlian/ jurusan tidak terlalu banyak sehingga memudahkan bagi sekolah untuk mengelola dengan sebaik-baiknya dan juga mencarikan institusi pasangan untuk praktik industri sampai pada penyaluran tamatan, (3) pelaksanaan PSG di dunia usaha/ industri sudah berjalan dengan baik, yaitu sudah adanya pemahaman dan kerja sama saling menguntungkan antara pihak sekolah dan industri dalam memperkokoh pelaksanaan PSG baik yang dilaksanakan dengan PT Trakindo maupun Astra Motor (Auto 2000, Izuzu Astra International dan Astra Daihatsu), (4) tanggapan dunia usaha/ industri terhadap pelaksanaan PSG adalah sangat baik dan mendukung pelaksanaan praktik industri yang dilaksanakan oleh siswa karena pada dasarnya kegiatan tersebut memberikan keuntungan bagi perusahaan (du/di), dan (5) tanggapan siswa terhadap pelaksanaan PSG secara umum adalah baik hal ini ditunjukkan dengan tanggapan siswa melalui angket dengan prosentase sebagai berikut : menyatakan sangat baik (47,49%), baik (46,83%), cukup baik (5,68%), dan yang menyatakan kurang baik adalah nihil (0,00%). Melihat manfaat PSG bagi sekolah, industri dan siswa maka peneliti menyampaikan saran-saran sebagai berikut: (1) SMK hendaknya secara terus menerus menjalin kerjasama dengan dunia usaha/ industri yang lebih erat mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, (2) sekolah hendaknya secara terus menerus mengembangkan institusi pasangan (du/di) dalam rangka penyelenggarakan PSG, (3) seminar dan lokarya dalam rangka sosialisasi program-program PSG hendaknya diadakan baik oleh pihak sekolah atau majelis sekolah kepada industri-industri atau instansi-instansi terkait, (4) model pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah dan di industri hendaknya selalu disusun secara bersama antara pihak sekolah dengan industri sehingga terjadi link and match, (5) dibentuknya kelompok kerja pengendali PSG di industri, (6) lembaga-lembaga pendidikan agar mengembangkan manajemen pendidikan yang memungkinkan pembaharuan secara terus-menerus sehingga dapat memainkan peran sebagai agen pembaharuan program-program PSG dalam upaya peningkatan kualitas iulusan SMK.
|