Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) adalah merupakan alat untuk meningkatkan pelayanan dalam mencapai pendidikan berkualitas maka diperlukan manajemen pendidikan yang mantap. Dalam konteks otonomi daerah, perihal pendidikan menjadi bagian integral dari pembaharuan manajemen pendidikan. MPMBS merupakan alternatif manajemen dalam pengelolaan mutu sekolah dengan memberikan wewenang penuh dan tanggung jawab pengelolaan sekolah, bukan hanya dari sisi akademika dan keuangan saja akan tetapi berupaya untuk menggali potensi sumber daya lingkungan guna meningkatkan layanan pendidikan. Fokus masalah ini adalah Bagaimana peran kepala sekolah dengan memberdayakan kemampuan profesional guru dalam pembelajaran di kelas 3 di SLTP Negeri 2 Adiwerna Tegal. Penelitian ini bertitik tolak dari pada pemikiran bahwa peningkatan kualitas pendidikan mengharuskan adanya kemampuan kreatif dan inovatif dari para guru melalui MPMBS yang bertumpu pada pengelolaan pembelajaran guru di kelas. Oleh karena itu, kepala sekolah merupakan top manager lembaga pendidikan yang dipimpinnya, selalu berupaya memotivasi dan membina guru dalam rangka peningkatan mutu pendidikan melalui pembelajaran di kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potret serta langkah-langkah strategis terhadap peran kepala sekolah yang telah berupaya meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran di kelas. Mengingat kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan pekerjaan profesional yang membutuhkan keahlian khusus dalam pengadministrasian sehingga pekerjaan itu memerlukan pengelolaan manajemen yang profesional yang menuntut keahlian dari para petugasnya. Berkenaan dengan penelitian di atas dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) Peranan manajerial kepala sekolah ditinjau dari sudut pandang MPMBS yaitu pembinaan KBM, layanan supervisi, pengelolaan kurikulum, pengelolaan tenaga kependidikan dan kesiswaan, (2) pengendalian dan penilaian kinerja guru, (3) pengelolaan mutu sumber daya manusia/ para pelaksananya, (4) kemampuan profesional guru yang berhubungan dengan pembinaan melalui MGMP, pengadaan buku-buku sebagai bahan pelajaran, pemberdayaan guru melalui kegiatan belajar mengajar dan evaluasi hasil proses belajar mengajar, (5) peranan komite sekolah, yang berkaitan dengan program kegiatan komite sekolah, partisipasi masyarakat dan evaluasi dan pelaporan program. Untuk memahami gejala empirik di lapangan, terlebih dahulu disusun sejumlah teori dan konsep yang berkenaan dengan kepemimpinan kepala sekolah dalam administrasi pendidikan, peran manajerial kepala sekolah, kemampuan profesional guru manajemen mutu dalam rangka MPMBS. Penelitian ini memilih pendekatan kualitatif. Pengelolaan pendidikan dihadapkan dengan berbagai tantangan, salah satu diantaranya rendahnya mutu pendidikan. Kepala sekolah sebagai manager tunggal di sekolahnya diharapkan mampu memfungsikan dirinya sebagai pengelola sumber daya pendidikan yang menuju pada perbaikan mutu, bersama-sama dengan komponen sekolah yang bermitraan dengan warga sekolah dan masyarakat sekitar yang peduli terhadap pendidikan (Staekholders). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di SLTP Negeri 2 Adiwerna Tegal, dapat dikemukakan bahwa : manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah ini merupakan pola manajemen baru dengan segala kewenangan dan pengelolanya memberi tanggung jawab penuh, baik segi akademik pendanaan yang bermitraan dengan warga masyarakat menjadikan layanan kepada siswa dengan sebaik baiknya sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan perubahan yang didalamnya menyangkut budi pekerti siswa, peningkatan olah raga prestasi dan kesenian. Implikasi hal tersebut di atas bahwa manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah guru termotivasi terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang mengarah kepada peningkatan mutu pendidikan dan kemampuan profesional guru dalam mengelola kelas dapat optimal serta hubungan kemitraan antara stackholder terbina dengan baik dan harmonis yang berimbas pada keberhasilan pendidikan.
|