Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji hubungan antara metode pembelajaran (X1) dan kepemimpinan pendidikan (X2) dengan budaya kerja guru (Y) baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Hipotesis yang diuji adalah : (1) terdapat hubungan yang positif antara Metode Pembelajaran dengan Budaya Kerja Guru. (2) terdapat hubungan positif antara Kepemimpinan Pendidikan dengan Budaya Kerja Guru. (3) terdapat hubungan positif antara Metode Pembelajaran dan Kepemimpinan Pendidikan dengan Budaya Kerja Guru. Penelitian dilaksanakan pada Pandok Pesantren Modern di Serang, Banten dengan menggunakan metode survei. Responden penelitian adalah para guru pada Pondok Pesantren Modern di Serang, Banten, yang berjumlah 30 (tiga puluh) orang guru yang dipilih dari seluruh guru pada Pondok Pesantren Modern di Serang, Banten dengan simple random sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan instrumen yang mengukur hubungan antara metode pembelajaran (X1) dan kepemimpinan pendidikan (X2) dengan budaya kerja guru (Y) baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Kalibrasi instrumen dilakukan untuk menguji validitas butir dan koefisien reliabilitas. Validitas butir dihitung dengan menggunakan koefisien product moment, dan reliabilitas dihitung dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Selanjutnya persyaratan analisis data diuji dengan normalitas populasi (uji Liliefors) dan dengan homogenitas varians populasi (uji Bartlett). Berikutnya dilakukan teknik korelasi sederhana, parsial dan Ganda, serta teknik regresi sederhana dan ganda. Hasil Penelitian yang diperoleh dari penelitian adalah sebagai berikut: Pertama, penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara metode pembelajaran (X1) dengan budaya kerja guru (Y) yang dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi ? = 67,187 + 0,385 X1, koefisien korelasi adalah ry1 = 0,565 adalah sangat signifikan. Variasi budaya kerja guru (Y) dapat dijelaskan oleh metode pembelajaran (X1) adalah sebesar 31,9%. Kedua, seiring dengan temuan tersebut, juga ditemukan hubungan positif antara kepemimpinan pendidikan (X2) dengan budaya kerja guru (Y) yang dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi ? = 72,3.1 + 0,325 X2, koefisien korelasi ry2 = 0,371, adalah sangat signifikan. Budaya kerja guru (Y) ditentukan oleh kepemimpinan pendidikan (X2) sebesar 13,8%. Ketiga, penelitian menemukan terdapat hubungan positif antara metode pembelajaran (X1) dan kepemimpinan pendidikan (X2) secara bersama-sama dengan budaya kerja guru (Y) yang dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi ? = 50,977 + 0,3393 X1 + 0,194 X2. Koefisien-korelasi Ry.12 = 0,60 adalah sangat signifikan, sedangkan variasi budaya kerja guru (Y) dapat ditentukan oleh metode pembelajaran (X1) dan kepemimpinan pendidikan (X2) adalah sebesar 36,4%. Keempat, penelitian juga membuktikan bahwa berdasarkan besarnya koefisien korelasi parsial ternyata kekuatan hubungan antara metode pembelajaran (X1) dengan budaya kerja guru (Y) menempati urutan pertama, sedangkan hubungan antara kepemimpinan pendidikan (X2) dengan budaya kerja guru (Y) menempati urutan kedua. Implikasi dari hasil penelitian adalah budaya kerja guru (Y) dapat ditingkatkan dengan upaya melakukan peningkatan metode pembelajaran (X1) dan kepemimpinan pendidikan (X2) bagi para guru lingkungan Pondok Pesantren Modern di Serang, Banten.
|