Abstrak  Kembali
Penyakit diare adalah salah satu penyakit morbilitas dan morbiditas pada balita. Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 terdapat 460 balita meninggal karena terjangkit diare dan diare merenggut nyawa hampir 31,4% bayi usia 29 hari sampai 11 bulan. Salah satu intervensi terpadu untuk mencegah penyakit diare yang berbasis lingkungan dengan perilaku higyene dan sanitasi total dengan pemberdayaan masyarakat melalui metode pemicuan. Penelitian ini bertujuan untuk menghubungkan kejadian diare pada balita dengan faktor pemicu Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dan faktor karakteristik. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional, yang dilakukan di dua desa, yaitu Desa Kedaung (pemicuan STBM) dan Desa Mekar Baru (non pemicuan STBM), dengan jumlah sampel 278 responden. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan variabel yang berhubungan dengan kejadian diare. Dari 8 variabel, hanya pendapatan keluarga (p = 0.033) dan faktor pemicuan (p = 0.004) yang berhubungan dengan kejadian diare di Desa Kedaung. Sedangkan di Desa Mekar Baru terdapat 5 variabel yang berhubungan dengan kejadian diare yaitu, umur ibu (p = 0.026), pendidikan ibu (p = 0.012), pengetahuan ibu (p = 0.024), sikap ibu (p = 0.002) dan perilaku ibu (p =0.000). Hasil uji regresi logistik diketahui faktor dominan dengan kejadian diare pada desa Kedaung adalah partisipasi kegiatan pemicuan STBM (p = 0.012) sedangkan pada desa Mekar Baru adalah perilaku ibu (p = 0.007). Adanya program pemicuan STBM dapat meningkatkan pengetahuan pengetahuan kesehatan sehingga dapat menggiring perubahan perilaku yang positif dan mengurangi resiko penyakit diare yang berbasis lingkungan.