Abstrak  Kembali
Tesis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor yang berhubungan dengan berat lahir bayi di wilayah Indonesia Timur. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif deskriptif yaitu dengan mendapatkan subset data Riskesdas 2013, melalui pengumpulan data menggunakan kuisoner Riskesdas 2013. Kuisoner diberikan kepada semua adalah ibu dengan bayi (usia ≤ 12 bulan) yang mempunyai data berat lahir bayi dan data identitas riwayat kehamilan dari ibunya di lima provinsi yaitu Sulawesi Tengah, Papua, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo dan Nusa Tenggara Barat. Setelah dilakukan pengolahan data yang meliputi pemeriksaan dan transformasi data. Hasil penelitiannya adalah bahwa berat lahir bayi berhubungan usia ibu, usia kehamilan saat melahirkan, tinggi badan, kunjungan antenatal trimester I-III, riwayat konsumsi tablet tambah darah, jumlah bayi dan akses pemanfaatan layanan antenatal. Dalam penelitian ini juga didapatkan bahwa variabel yang paling dominan berhubungan dengan berat lahir bayi pada ibu hamil adalah jumlah bayi. Dengan nilai OR= 13,2 berarti bahwa ibu hamil dengan bayi kembar mempunyai risiko 13,2 kali untuk mempunyai BBLR dibandingkan ibu hamil dengan bayi tunggal setelah dikontrol oleh variabel ”usia kehamilan dan pendidikan ibu hamil”. Implikasi dari penelitian ini untuk mencegah ibu melahirkan bayi kembar dengan BBLR diperlukan kerja sama antara pihak Dinas Kesehatan Provinsi setempat dengan Pemerintah Pusat dalam penyediaan alat kesehatan antenatal yang medeteksi dini jika ada kehamilan kembar seperti USG 3D dan doppler digital. Selain itu penyediaan tenaga medis dan paramedis dalam jumlah yang memadai yang berkualitas dan profesional dalam bekerja.