Tesis ini bertujuan untuk mengungkapkan faktor – faktor yang berhubungan dengan perilaku transgender dalam program VCT di kabupaten Cirebon. Transgender (waria) merupakan kelompok yang beresiko tinggi terhadap HIV-AIDS. Menurut WHO, kaum transgender mempunyai resiko 20 kali lebih besar tertular HIV-AIDS dibandingkan dengan kaum normal. bahkan 40 persen dari kaum homoseksual menderita HIV, sedangkan pada kaum transgender 68 persen telah menderita HIV-AIDS akibat perilaku hubungan seks yang tidak aman.Hasil studi pendahuluan diperoleh jumlah transgender sebanyak 268 orang terdapat 50 orang yang melakukan VCT di kabupaten Cirebon. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari dan menjelaskan faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku transgender dalam program VCT, meliputi : pengetahuan, sikap, ketersediaan pelayanan VCT, keterjangkauan pelayanan VCT, dukungan keluarga, perilaku petugas kesehatan, umur, pendidikan dan tempat tinggal. Metode penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian Cass Control dengan sampel berjumlah 100 orang transgender. Analisa dilakukan
secara univariat, bivariat, dan multivariate. Hasil penelitian menunjukkan pada
analisa multivariate variabel pengetahuan (p=0,000 OR= 37,720 CI= 8,487-
167,635) menjadi variabel paling dominan yang berhubungan dengan perilaku
VCT. Variabel sikap, dan tempat tinggal menjadi variabel counfounding dalam
penelitian ini. Sedangkan variabel ketersediaan pelayanan VCT, keterjangkauan
pelayanan VCT, umur, perilaku petugas kesehatan tidak berhubungan dengan
perilaku VCT. Diharapkan penelitian ini dapat menambah ilmu dalam pengembangan
ilmu kesehatan, khususnya dalam upaya peningkatan perilaku VCT pada
transgender. Saran bagi petugas kesehatan hendaknya dapat memberikan program
VCT keliling dengan gratis tanpa dipungut biaya.
|