Abstrak  Kembali
Jumlah penduduk di Provinsi Banten berdasarkan sensus penduduk (SP) tahun 2010 sebesar 10.632.166 jiwa, mengalami kenaikan 31,29% dari SP tahun 2000. Struktur umur penduduk di Provinsi Banten didominasi penduduk usia reproduktif yaitu 7.151.955 jiwa, dengan Total Fertility Rate sebesar 2,37 dan Crude Birth Rate 20,5, lebih tinggi dari angka nasional. Jumlah wanita yang usia perkawinannya di bawah 16 tahun meningkat dari 32,30% pada tahun 2010 menjadi 32,95% pada tahun 2011 dengan angka penggunaan kontrasepsi 62,81%. Pada tahun 2011, angka kematian ibu 168,8 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi 29,5 per 1000 kelahiran hidup. Tesis ini bertujuan untuk melihat hubungan dari masing-masing karakteristik individu dan penolong kelahiran balita terakhir dari wanita berumur 10 tahun ke atas yang berstatus kawin, pernah melahirkan, dan memiliki balita dengan penggunaan kontrasepsi. Di samping itu tesis ini juga untuk melihat variabel yang paling kuat hubungannya serta dukungan suami terhadap penggunaan kontrasepsi di Provinsi Banten tahun 2012. Metode yang digunakan adalah deskriptik dan analitik menggunakan data sekunder hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2012 yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Selain itu digunakan juga metode kualitatif melalui focus group discussion (FGD) dan wawancara mendalam untuk menggali dukungan suami terhadap penggunaan kontrasepsi. Analisis dilakukan dengan metode Chi-Square dan Regresi Logistik Biner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara karakteristik individu (umur, pendidikan, pekerjaan, umur perkawinan pertama, lama pernikahan, jumlah anak kandung) dan penolong kelahiran dengan penggunaan kontrasepsi. Dari analisis multivariat didapatkan variabel yang memiliki kekuatan hubungan paling tinggi adalah status pendidikan (OR=1,634). Hal ini menggambarkan bahwa variabel pendidikan berpengaruh lebih besar 1,634 kali dibandingkan dengan variabel yang lain. Dari data kualitatif hasil FGD dan wawancara mendalam didapatkan kurangnya dukungan suami dalam penggunaan kontrasepsi. Dukungan suami hanya dalam hal pengambilan keputusan untuk penggunaan dan pemilihan jenis kontrasepsi. Sedangkan pendampingan suami pada saat ibu mendapatkan pelayanan kontrasepsi tidak dilakukan karena waktu pelayanan yang diberikan oleh bidan bersamaan dengan waktu suami bekerja.