Abstrak  Kembali
Praktik sunat perempuan adalah pengangkatan sebagian atau total dari organ genetalia eksterna perempuan atau bentuk perlukaan lain terhadap organ genetalia perempuan dengan alasan budaya, atau alasan non medis lainnya. Menurut WHO ada 4 tipe klasifikasi sunat perempuan. Tesis ini bertujuan untuk mengetahui faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat terhadap praktik sunat pada bayi perempuan di Puskesmas Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu dengan mendapatkan data meliputi pengumpulan data menggunakan Focus Group Discussion (FGD), wawancara mendalam, dan dokumentasi. FGD dilakukan pada ibu yang mempunyai bayi usia 0-<12 bulan yang disunat oleh bidan, serta bidan Puskesmas yang melaksanakan sunat perempuan. Wawancara mendalam dilakukan pada petugas seksi kesehatan keluarga Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Kepala Puskesmas, IBI, tokoh agama, dan keluarga. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa praktik sunat perempuan yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Tambora, Jakarta Barat yaitu dengan cara membersihkan atau menggores sedikit klitoris, berdasarkan klasifikasi WHO termasuk tipe I. Faktor predisposisi praktik sunat perempuan adalah pengetahuan yang menganggap sunat perempuan baik untuk kesehatan, sikap setuju terhadap praktik sunat perempuan, kepercayaan sebagai perintah agama yang hukumnya sunah, dan budaya yang sudah turun-temurun. Faktor pemungkin praktik sunat perempuan yaitu tersedianya tenaga pelaksana dan biaya yang terjangkau. Faktor penguat berasal dari dukungan keluarga dan tokoh agama. Sampai saat ini kebijakan yang ada masih belum tersosialisasi dengan baik.