Abstrak  Kembali
Pengobatan Tuberkulosis dilaksanakan secara gratis di Puskesmas di Indonesia, namun masih banyak dilaporkan pengobatan Tuberkulosis yang tidak tuntas. Tingginya kasus putus berobat pasien Tuberkulosis di 8 puskesmas di Kabupaten Tangerang menjadi dasar peneliti untuk mengetahui penyebab terjadinya ketidakpatuhan tersebut. Penelitian ini ingin melihat hubungan mutu pelayanan puskesmas dan faktor individu dengan kepatuhan berobat pasien TB di Puskesmas terpilih di Kabupaten Tangerang dan belum pernah diteliti apa penyebabnya. Metode penelitian dengan rancangan survei potong lintang menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode kualitatif untuk menggali penyebab putusnya pengobatan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Populasi adalah seluruh pasien Tuberkulosis dewasa dengan BTA positif yang tercatat di Register TB.03 puskesmas terpilih. Sampel merupakan bagian dari populasi. Data kualitatif dilakukan dengan Focus Group Discussion dengan pasien Tuberkulosis putus berobat dan Wawancara Mendalam terhadap Kepala Puskesmas dan Petugas Program Tuberkulosis. Analisis dilakukan dengan metode Kai-Kuadrat. Hasil penelitain menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Hubungan Petugas dengan pasien, Lama Pengobatan, Efek Samping Obat dan Bosan Minum Obat dengan Kepatuhan Berobat Pasien Tuberkulosis. Disarankan untuk meningkatkan perhatian pada pasien dengan masa pengobatan kurang dari 3 bulan dengan cara memberikan edukasi tentang pengobatan Tuberkulosis dan melaksanakan kunjungan ke rumah pasien yang mangkir berobat karena pada masa ini merupakan masa rawan dimana pasien merasa penyakitnya sudah sembuh sehingga pengobatan tidak perlu dilakukan lagi.