Energi matahari sangat menjanjikan karena bersih dan memungkinkan untuk langsung dikonversi
menjadi energi listrik dengan menggunakan sel surya atau sel fotovoltaik. Sementara pendingin
termoelektrik (TEC) membutuhkan energi listrik dalam penggunaannya untuk mendapatkan
perbedaan temperatur antara sisi panas dan sisi dingin. Penelitian ini menawarkan solusi alternatif
dari penggunaan pendingin dengan efeknya dan kebutuhan energi listrik yang masih mengandalkan
sumber fosil dengan segala dampaknya. Oleh sebab itu, tujuan dari penelitian ini untuk
memaksimalkan kinerja dari kotak pendingin dengan mempercepat proses pelepasan kalor agar
penyerapan kalor pada ruang pendingin bekerja maksimal sehingga temperatur yang didapat
serendah mungkin. Penelitian yang dilakukan yaitu mengkombinasikan dua perangkat menjadi satu
kesatuan, yaitu sistem fotovoltaik sebagai pemasok energi listrik dan sistem termoelektrik
digunakan sebagai media pendinginannya. Sisi dingin digunakan untuk menyerap kalor pada ruang
pendingin agar temperatur dalam kotak pendingin menjadi rendah. Untuk itu diperlukan heatsink
guna memperbesar area penyerapan kalor pada ruang pendingin. Sementara sisi panas termoelektrik
akan membuang panas ke lingkungan luar, maka heatsink diperlukan guna memperbesar area
pelepasan kalor dan penambahan kipas pada sisi panas dibutuhkan agar proses pelepasan kalor lebih
cepat untuk memaksimalkan kinerja dari kotak pendingin. Hasil penelitian menunjukkan koefisien
kinerja (COP) dari kotak pendingin tanpa kipas sebesar 1,034 dan dengan kipas sebesar 1,573.
Sementara temperatur ruang ruang pendingin minimum yang dapat dicapai kotak pendingin tanpa
kipas sebesar 22,97℃ dan dengan kipas sebesar 20,50 ℃, maka penggunaan kipas dapat
meningkatkan koefisien kinerja sistem pendingin dan menghasilkan temperatur ruang pendingin
yang lebih rendah.
|