Pertanian merupakan kegiatan penting bagi Indonesia. Kondisi petani didaerah kurang
memanfaatkan teknologi dalam pengolahan lahan, irigasi, maupun hasil pertanian. Ketergantungan
cuaca membuat hasil pertanian tidak maksimal. Greenhouse berfungsi sebagai sarana perlindungan
dan pengaturan lingkungan yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Namun,
masih banyak Greenhouse yang menggunakan energi listrik konvensional. Oleh karena itu,
pemanfaatan energi terbarukan menjadi penting untuk menghemat energi dan mengurangi polusi.
prototipe Smart Greenhouse dengan teknologi yang digunakan berupa monitoring terhadap suhu
dan kelembaban tanah. pengendalian pompa air pemanas dan kipas dilakukan secara otomatis
berdasarkan parameter sensor. monitoring dapat dilihat melalui blynk. Energi listrik yang digunakan
pada Smart Greenhouse menggunakan energi terbarukan dari solar cell sebagai sumber energi
Pengujian terhadap monitoring pada Smart Greenhouse mencapai target yang diinginkan. Actuator
bekerja dengan baik dan sesuai dengan syarat parameter. Pertumbuhan tanaman memiliki perbedaan
didalam Smart Greenhouse dan diluar Smart Greenhouse didalam Smart Greenhouse (sample A)
tanaman bayam hijau rata-rata tumbuh 7,88mm, caisim 17,00mm dan pakcoy 19,16mm Selisih nilai
penanaman di luar Smart Greenhouse (sample B) pada tanaman bayam hijau 4,75mm, caisim
6,79mm, dan pakcoy 6,08mm. pada tanaman luar Smart Greenhouse (sample B) tanaman bayam
hijau mengalami kematian 4 tanaman dan pakcoy 2 tanaman. Hasil analisis menunjukkan bahwa
solar cell menghasilkan 268,942 Wh energi, sedangkan kebutuhan smart greenhouse selama 10 hari
mencapai 282,251 Wh. Perbandingan 49% energi yang dihasilkan dan 51% energi yang digunakan,
terjadi ketidakcukupan daya. Memengaruhi performa termasuk putaran kipas, pompa, pemanas yang
lambat, dan lampu yang meredup. Faktor cuaca memengaruhi kinerja solar cell dalam menghasilkan
daya listrik.
|