Abstrak  Kembali
Kebutuhan internet saat ini sangat dibutuhkan dalam seiring berkembangnya teknologi serat optik pada jaringan telekomunikasi. Analisis Link Budget Serat Optik dilakukan supaya nilai parameter BER minimum yang telah diuji dan dikonfigurasi panjang gelombang serat optik yang tepat melalui jalur backbone. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan daya link budget serta nilai perbandingan dari nilai parameter BER dan Q-faktor yang diterima oleh receiver pada panjang gelombang serat optik, yang memenuhi standar power receiver di PT.Telkom yaitu -26 dBm. Untuk memenuhi nilai standar power receive, Bit Error Rate, dan Q-faktor dimana faktor parameter yang mempengaruhi gangguan Bit Error Rate (BER) dan nilai Q-faktor adalah panjang gelombang. Penggunaan panjang gelombang serat optik adalah 1310 nm dan 1550 nm. Jaringan backbone serat optik dari STO Jatinegara – STO Cikarang dengan jarak 45 km, untuk mengetahui parameter yang terjadi dilakukan simulasi dengan menggunakan Software Optisys. Hasil dari nilai perhitungan manual power receiver panjang gelombang 1310 nm sebesar -22,68 dBm dan panjang gelombang 1550 nm sebesar -18,78 dBm. Jika hasil simulasi nilai power receiver panjang gelombang 1310 nm sebesar -18,702 dBm dan panjang gelombang 1550 nm sebesar -14,502 dBm berdasarkan simulasi dimana hasil tersebut telah memenuhi standar daya receiver -26 dBm. Selanjutnya hasil nilai BER Panjang gelombang 1310 nm hasil data secara simulasi yang didapat BER = 4,93239e-37 (4.93E-37). sedangkan BER secara manual 5,6011e-37 (5.60E-37) sedangkan BER secara manual 1,05162E-57 (1.05E-57) dan secara BER secara simulasi 1,04577e-57 (1.04E-57). Nilai Panjang gelombang 1310 nm Q-faktor secara simulasi 12,6504 dan panjang gelombang 1550 nm Q-faktor 15,9692. Nilai Panjang gelombang 1310 nm Q-faktor secara manual 12,8753 dan panjang gelombang 1550 nm 14,1590 Hasil dari BER dan Q-faktor berdasarkan simulasi optisys dan secara manual sudah memenuhi standar BER <10-9 dan Q-faktor >6..