Abstrak  Kembali
Pada komponen mesin, sering dijumpai suatu bahan yang diperlukan kekerasan dan keliatannya diantaranya adalah torak batang, pena torak, poros gandar, dan poros transmisi. Dengan mempertimbangkan kondisi di atas, maka diinginkan suatu konstruksi bahan yang keras pada permukaan dan ulet pada intinya untuk mencegah kerusakan. Kemudian agar memperoleh hasil yang baik, komponen-komponen dari mesin-mesin tesebut selanjutnya diberi perlakuan panas seperti proses hardening. Proses hardening dilakukan pada baja AISI 1045 dengan cara memanaskannya dalam oven dengan suhu 8500C dan ditahan selama satu jam, kemudian dilakukan proses quenching dengan media oli. Selanjutnya dilakukan penemperan dengan variabel suhu temper 1000C, 2000C, 3000C untuk memperbaiki sifat-sifat mekanis dari baja AISI 1045. Pengujian mekanis dan struktur mikro dilakukan untuk mengetahui peruban yang terjadi setelah proses hardening, pengujian yang dilakukan meliputi pengujian tarik, kekerasan dan struktur mikro. Hasilnya menunjukan semakin tinggi suhu temper kuat tarik dan kekerasan semakin meningkat sedangkan ukuran butir semakin mengecil. Kuat tarik untuk untuk masing-masing variabel waktu 835 N/mm2, 791 N/mm2, dan 842 N/mm2. Nilai kekeran untuk masing-masing variabel wakktu 243 HB, 229 HB, 257 HB. Ukuran butir untuk masing-masing variabel 8,33 μm, 10,8 μm, dan 7,5 μm. Sedangkan untuk baja AISI yang tidak mengalami proses hardening kuat tariknya sebesar 684 N/mm2, nilai kekerasanya sebesar 183 HB dan Besar butir pada AISI 1045 yang tidak mengalami proses hardening 13,3 μm. Akan tetapi perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan suhu penemperan yang berbeda untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada sifat fisis dan mekanis material Kata kunci : baja AISI 1045, hardening, quenching, tempering