Abstrak  Kembali
Siti Azizah Rani Dheasti: 1501045117. “Kritik Ekologi Sastra dalam Novel Jendela Seribu Sungai Karya Miranda Seftiana dan Avesina Soebli Serta Implikasinya terhadap Pembelajaran Sastra di SMA”. Skripsi. Jakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan ekologi yang terjadi dalam novel Jendela Seribu Sungai karya Miranda Seftiana dan Avesina Soebli menggunakan kritik ekologi, diambil dari konsep terkait tentang ekokritik dalam teori Greg Garrard, yaitu pencemaran, hutan, bencana, tempat tinggal, binatang, dan bumi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan memaparkan data secara spesifik dan menjelaskan bentuk kritik ekologi sastra. Sumber data yang digunakan adalah novel yang berjudul Jendela Seribu Sungai karya Miranda Seftiana dan Avesina Soebli. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa bentuk kritik ekologi yang terdapat dalam novel Jendela Seribu Sungai karya Miranda Seftiana dan Avesina Soebli terdiri dari pencemaran yang berupa pencemaran air dan pemcemaran udara, hutan yang merupakan bentuk dari kerusakan hutan berupa alih fungsi lahan hutan dan hutan gundul, bencana yang diakibatkan dari ulah manusia yang mengeksploitasi alam secara berlebih dan tidak menjaga kesehatan lingkungan sehingga menimbulkan bencana banjir dan kebakaran hutan, tempat tinggal yang berupa pemukiman yang dibangun di tepi sungai, binatang yang merupakan hewan liar yang hidup di alam dan menjadikan alam sebagai habitat aslinya, dan bumi yang merupakan tempat tinggal semua makhluk hidup. Jadi, faktor yang mempengaruhi adanya kritik ekologi dalam novel tersebut adalah akibat ulah manusia yang bertindak sewenang-wenang dan tidak menjaga alam, sehingga mengakibatkan timbulnya kerusakan yang merugikan banyak pihak.