Abstrak  Kembali
NI NENGAH CITRA DWI ANGGRAENI, Romantisisme Naskah Drama Lukisan Masa karya Armijn Pane Serta Implikasinya terhadap Pembelajaran Sastra Di SMA, Skripsi, Jakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap romantisisme yang terdapat dalam naskah drama Lukisan Masa karya Armijn Pane. Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternative bahan pembelajaran sastra di SMA. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan struktural dan ekspresif. Ketiga ciri-ciri romantisisme dibuat berupa tabel untuk memudahkan mendata kehadiran romantisisme, setelah itu memasukkan hasil pengelompokkan data tersebut ke dalam tabel. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa naskah drama tersebut mengandung romantisisme. Dari ketiga ciri romantisisme yang dianalisis, yaitu kesadaran akan adanya alam liar, keunikan dan kekhasan individu, dan kerinduan akan hadirnya suatu tatanan sosial yang hangat, kesemuanya tergambar dalam naskah drama Lukisan Masa. Pada naskah drama Armijn Pane ini, romantisisme sangat tergambar jelas, seperti bagian 1 dan bagian 2 menggambarkan ciri-ciri romantisisme yakni kesadaran akan adanya alam liar. Sedangkan, ciri romantisisme yakni keunikan dan kekhasan individu tergambar pada bagian 2 dan bagian 3. Pada bagian 3, 4, dan 5 tergambar ciri romantisisme yakni kerinduan akan hadirnya suatu tatanan sosial yang hangat. Sikap tersebut ditunjukkan melalui bentuk dialog dan karakter dalam naskah drama terhadap ciri-ciri romantisisme. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara disadari atau tidak oleh penulisnya, naskah drama Lukisan Masa ini, yang sebagai teks cerita, digambarkan dengan aliran tertentu. Jadi, naskah drama Lukisan Masa ini diceritakan melalui aliran romantisisme. Implikasi penelitian ini bagi pembelajaran sastra di SMA adalah sebagai suatu alternatif bahan materi pembelajaran sastra khususnya dalam tujuan meningkatkan kemampuan apresiai siswa terhadap karya sastra. Adapun implikasi bagi guru dapat menciptakan pembelajaran sastra yang memancing peserta didik untuk berkreasi secara empiris, salah satunya ialah dengan mengembangkan materi ajar. Tidak banyak guru yang membahas aliran sastra dalam pembelajaran sastra, karena dianggap sulit dan sangat rumit. Padahal, aliran telah masuk dalam pembelajaran, yang tidak disadari, termasuk di dalam naskah drama.