Penelitian ini bertujuan untuk menemukan Perbedaan Model Pembelajaran Think Pair Share Dengan Model Pembelajaran Numbered Head Together Terhadap Hasil Belajar IPA. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sukamaju 7 Depok pada semester 2 tahun ajaran 2014/2015.
Populasi penelitian ini berjumlah 50 orang siswa. Teknik sampeling yang digunakan adalah teknik sampeling jenuh. Sampel peneliti meliputi 25 siswa kelas IV A sebagai kelas Eksperimen I dan 25 siswa Kelas IV B sebagai kelas Eksperimen II. Instrumen penelitian sebelumnya diujikan di SDN Tengah 07 Pagi kepada 25 siswa. Uji validitas instrumen dengan menggunakan rumus Korelasi Point Biserial diperoleh hasil 30 soal valid dan 10 soal drop, sedangkan uji reliabilitas menggunakan rumus KR – 20 diperoleh rhitung = (0,889) > rtabel = (0.396), maka instrumen reliabel.
Uji normalitas menggunakan Liliefors, kelas IVA diperoleh Lhitung sebesar (0,13) < Ltabel = (0,173) dengan taraf signifikansi dan n = 25 dan kelas IVB diperoleh harga Lhitung = (0,0623) < Ltabel = (0,173) dengan taraf signifikansi dan n = 25 maka data kedua kelompok tersebut berdistribusi normal. Sedangkan, uji homogenitas menggunakan Fisher diperoleh Fhitung = (1,10) dan Ftabel = (1,98) dengan taraf signifikansi maka dapat disimpulkan bahwa varians kedua kelas homogen.
Setelah dilakukan uji persyaratan analisis data, dilakukan uji hipotesis menggunakan uji t-hitung diperoleh thitung = (2,83) > ttabel = (1,684) pada = 0.05 dan dk = 48. Maka hipotesis penelitian diterima, yang menyatakan adanya Perbedaan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Dengan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas IVA dan IVB di SDN Sukamaju 7 Depok. Pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Dari rata-rata hasil belajar diperoleh penggunaan model pembelajaran Think Pair Share (20,94) lebih tinggi dibanding model pembelajaran Numbered Head Together (18,98), berarti penggunaan model pembelajaran Think Pair Share lebih baik dari model Numbered Head Together terhadap hasil belajar IPA pokok pembahasan yang sama.
|