Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyakit yang menempati urutan pertama penyebab kematian di dunia dan salah satu jenis penyakit jantung tersebut adalah Infark Miokardium (IM).Pada perjalanan penyakit IM lebih dari 90% kasusnya disebabkan oleh penyumbatan arteri koroner, dan penyebab tersering IM adalah penyempitan oleh Plaqueatherosclerosis. Plaque dapat ruptur sehingga menyebabkan terbentuknya bekuan darah pada permukaan plaque, jika bekuan tersebut menjadi cukup besar, maka dapat menyebabkan penyumbatan aliran pada arteri koroner. Penyumbatan ini akan mengakibatkan terhentinya aliran pada koroner secara mendadakserta penurunan atau hilangnya kontraksi fungsi otot jantung, untuk itu akan menyebabkan penurunan jumlah darah yang dipompakan oleh jantung, sehingga menyebabkan terjadinya pengurangan suplai oksigen ke otot jantung yang mengakibatkan rusaknya otot jantung. Apabila penyumbatan tersebut tidak ditangani secara cepat, maka otot jantung yang pada awalnya rusak lama kelaman akan mengalami kematian. Data yang didapat di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) jumlah pasienpenderita IM yang masuk sejak tahun 2006 – 2009 mencapai 4612 kasus, dan data statistik ini selalu meningkat setiap tahunnya. Pemeriksaan Trans Torakal Ekokardiografi (TTE) yang dilakukan pada kasus ini menggunakan tiga standar pemeriksaan ekokardiografi yaitu Dua Dimensi (2-D), Motion mode (M-mode), dan doppler, dimana modalitas ini dikombinasikan untuk menilai ada tidaknya kelainaninfark miokardiumpada pasien,dengan menilai pergerakan dinding jantung pasien serta menilai apakah telah terjadi penurunan fraksi ejeksi pada pasien tersebut. Tujuan penulisan KTI ini yaitu untuk memberikan gambaran tentang Teknik Pemeriksaan Fungsi Sistolik Ventrikel Kiri dengan Metode Fraksi Ejeksi pada pasien IM. Pada penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dilakukan pemeriksaan TTE pada kedua pasien rawat inap RSJPDHK, pasien pertama bernama Tn. JS dengan diagnosa CHF ec MCI, CAD 3VD,diagnosis pra PTCA ke-2 pasien ini adalah ISR di mid LAD 60-70 % stenosis panjang sampai ke distal, dan RCA baik post stent pertama, stent patent di mid RCA dan pasien kedua bernama Tn. SG dengan diagnosa APS, CHF ec MCI, VES frequent. Setelah dilakukan pemeriksaan TTE pada Tn. JS, hasil yang didapat adalah penilaian fungsi sistolik ventrikel kiri pada pasien ini mengalami penurunan dengan nilai EF 15 % baik pada pengukuran EF melalui ekokardiografiM-mode ataupun pada pengukuran EF melalui metode Simpson, dan hasil analisa segmental yang didapat yaitu global hipokonetik severe, sedangkan hasil pemeriksaan yang didapat pada pasien ke-2 yaitu Tn.SG adalah penilaian fungsi sistolik LV pada pasien ini juga mengalami penurunan seperti pasien pertama, dengan nilai EF pada pengukuran melalui ekokardiografi M-mode adalah 28 %, dan pengukuran EF melalui metode Simpson yaitu 23 %. Hasil analisa segmental yang didapat pada pasien ini yaitu akinetik anteroseptal, septal, apikal luas, dan hipokinetik segmen lain. Pembahasan masalah dalam KTI ini didapatkan persamaan dan perbedaan antara teori dan studi kasus. Persamaan tersebut meliputi persiapan mesin, persiapan alat penunjang, posisi pasien saat pemeriksaan dan tahapan pemeriksaan TTE fungsi sistolik ventrikel kiri dengan metode fraksi ejeksi pada pasien infark miokardium. Perbedaan yang tidak begitu besar antara teori dan praktek terdapat pada persiapan pasien. Daftar Pustaka : 25 (1995-2010)
|