Abstrak  Kembali
Latar belakang: populasi siswa sekolah dasar mencapai separuh dari total seluruh populasi siswa di Indonesia. Oleh karena itu, pembelajaran yang efektif dibutuhkan pada siswa usia sekolah dasar. Pembelajaran efektif ditentukan oleh tingkat aktivitas kognitif siswa. Aktivitas kognitif dapat diukur menggunakan alat quantitative electroencephalography (qEEG). Untuk meningkatkan aktivitas kognitif, diperlukan pemberian stimulus berupa metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan sejak dahulu adalah ceramah konvensional (Lecturing). Pada revolusi era 4.0 metode pembelajaran bergeser kearah metode berbasis video (Video-based learning). Perbedaan tingkat konsentrasi dari gambaran qEEG dapat menentukan metode pembelajaran yang lebih efektif. Metode: jenis penelitian yang digunakan adalah uji kuantitatif cross sectional dengan metode analisis paired T-test. Populasi yang diteliti merupakan anak usia sekolah dasar berjumlah 36 di Parung Serab. Pengambilan sampel dilakukan setelah orang tua siswa menandatangani formulir persetujuan. Perekaman dilakukan dengan memasang qEEG pada kepala subjek. Subjek diberi stimulus metode pembelajaran lecturing dan video-based learning. Hasil rekaman dikonversi menjadi z score dan dibandingkan antara dua metode pembelajaran. Hasil: terdapat perbedaan aktivitas kognitif siswa sekolah dasar yang bermakna berdasarkan gambaran qEEG menggunakan metode pembelajaran Lecturing dengan metode Video-based learning.