Abstrak  Kembali
Latar belakang: Pasien DMT2 dengan hipertensi cenderung mendapatkan dua atau lebih obat yang digunakan secara bersamaan. Hal ini berisiko terhadap kejadian interaksi obat, dimana suatu obat memengaruhi aksi obat lainnya dan menimbulkan berbagai efek yang memengaruhi outcome klinis pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis potensi interaksi obat pada pasien DMT2 dengan hipertensi yang menjalani rawat jalan di RS Islam Jakarta Pondok Kopi di bulan oktober 2022 - oktober 2023, serta menganalisis faktor-faktor yang memengaruhinya. Metode: Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Data yang digunakan merupakan data rekam medis sebanyak 73 pasien dikumpulkan, kemudian diidentifikasi ada/tidaknya potensi interaksi obat menggunakan aplikasi Lexicomp dan dianalisis dengan uji chi-square dan fisher’s-exact. Hasil: Dari 107 resep dalam rekam medik pasien diteliti, terdapat 310 (95.3%) potensi interaksi obat yang teridentifikasi. Potensi interaksi obat terbanyak ialah kombinasi glimepiride-metformin (16, 4.9%), diikuti gliquidone-acarbose (9, 2.8%), dan gliquidone-calcium carbonate (9, 2.8%). Diketahui tingkat keparahan moderate 78.8%, minor 13.8%, dan major 2.8%. Jenis mekanisme farmakodinamik 81.5%, dan jenis mekanisme farmakokinetik 13.8%. Diketahui jumlah obat merupakan satu-satunya faktor yang berpengaruh terhadap kejadian potensi interaksi obat dengan nilai p<0.05 dan OR 6,7 dimana polifarmasi meningkatkan risiko kejadian potensi interaksi obat 6.7 kali lipat dibandingkan peresepan tidak polifarmasi. Kesimpulan: terdapat potensi interaksi pada pada peresepan pasien DMT2 dengan hipertensi yang menjalani rawat jalan di RS Islam Jakarta Pondok Kopi, interaksi terbanyak adalah glimepiride-metformin, tingkat keparahan terbanyak adalah moderate, jenis mekanisme interaksi terbanyak adalah farmakodinamik, dan jumlah obat merupakan satu-satunya faktor yang berpengaruh terhadap kejadian potensi interaksi obat pada penelitian ini.