|
Daun pepaya dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif oleh masyarakat Indonesia, misalnya sebagai penyembuh luka bakar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas fraksi polar, semi polar dan non polar daun pepaya (Carica papaya L.) dan pada fraksi manakah yang memiliki aktivitas lebih baik sebagai penyembuh luka bakar pada tikus putih. Hewan yang digunakan sebanyak 25 ekor tikus putih jantan dibagi menjadi lima kelompok yaitu kontrol positif (Bioplacenton®), kontrol negatif (Basis gel) dan tiga kelompok variasi fraksi (polar, semi polar, dan non polar) yang diberikan secara topikal sebanyak 2 kali sehari. Luka bakar dibuat dengan cara menginduksi logam panas (100ºC) selama 30 detik pada kulit punggung tikus. Pengamatan diameter luka dilakukan pada hari ke 3,6,9,12 dan 15 dengan parameter penurunan diameter luka bakar dan hari dimana luka lebih cepat menutup. Hasil penelitian menunjukan bahwa fraksi polar daun pepaya dengan dosis 2,16% mempunyai aktivitas sebagai penyembuh luka bakar yang dimulai pada hari ke 6 sedangkan fraksi non polar dan fraksi semi polar daun pepaya dengan dosis 0,02% mempunyai aktivitas sebagai penyembuh luka bakar yang dimulai pada hari ke 9 dan 12. Saponin, tanin dan flavonoid merupakan senyawa yang berkhasiat sebagai penyembuh luka bakar.
|