|
Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang menyebabkan terjadinya infeksi kulit primer dan sekunder. Infeksi kulit terjadi karena masuknya bakteri ke dalam luka atau robekan akibat pembedahan. Pengobatan antibiotik digunakan untuk membunuh bakteri patogen dalam pengobatan infeksi kulit. Penggunaan antibiotik yang irrasional dapat menimbulkan terjadinya resistensi. Resistensi adalah kemampuan bakteri untuk tidak terbunuh atau terhambat pertumbuhannya oleh antibiotik. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kepekaan bakteri S. aureus terhadap empat jenis antibiotik pilihan di RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta.
Metode pengujian yang digunakan adalah metode difusi cakram. Prosedu analisis data dilakukan dengan membandingkan diameter zona hambat pada tabel CLSI 2007 dan 2015 dengan diameter zona bening yang terbentuk di sekitar cakram antibiotik. Hasil penelitian menunjukkan bakteri S. aureus yang berasal dari pasien infeksi kulit di RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta pada periode November 2015-Februari 2016 telah resisten terhadap antibiotik oksasilin, eritromisin, vankomisin, namun masih sensitif terhadap antibiotik gentamisin.
|