Abstrak  Kembali
Proses penyembuhan luka akan melalui fase inflamasi yang ditandai dengan peningkatan leukosit akibat migrasi leukosit. Penelitian sebelumnya ekstrak gambir (Uncaria gambir (Hunter) Roxb.) memiliki aktivitas sebagai penyembuh luka gingiva dengan menurunkan jumlah leukosit polimorfonuklear pada fase inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antiinflamasi topikal ekstrak gambir. Metode penelitian yang digunakan adalah metode granuloma pouch dengan parameter jumlah leukosit total dan monosit tikus jantan yang diinduksi karagenan 7% b/v. Subjek penelitian terdiri dari 25 tikus yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok kontrol negatif (vaselin flavum), kontrol positif (hidrokortison asetat 2,5%), konsentrasi I (ekstrak gambir 4%), konsentrasi II (ekstrak gambir 8%), dan konsentrasi III (ekstrak gambir 16%). Hasil uji LSD pada jumlah leukosit total menunjukkan bahwa konsentrasi 4% dan 8% memiliki efek antiinflamasi, konsentrasi 16% sebanding dengan kontrol positif. Hasil terhadap monosit menunjukkan konsentrasi 4% sebanding dengan kontrol positif, kemudian konsentrasi 8% dan 16% memiliki efek antiinflamasi topikal yang lebih baik dibanding kontrol positif. Disimpulkan bahwa konsentrasi terbaik sebagai antiinflamasi adalah konsentrasi 16%.