|
Daun randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) termasuk salah satu dari sekian banyak tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat diabetes. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian fraksi etanol dari ekstrak etanol 70% daun randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) terhadap penurunan kadar glukosa darah
mencit putih jantan galur Swiss webster yang diinduksi dengan aloksan.
Penelitian ini dilakukan dengan maserasi daun randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) dalam etanol 70% kemudian difraksinasi. Fraksinasi digunakan untuk menarik senyawa berdasarkan tingkat kepolarannya sehingga dapat diketahui fraksi mana yang memiliki aktivitas paling baik sebagai obat diabetes. Mencit dibagi dalam 5 kelompok yang masing-masing terdiri dar 4 ekor mencit. Kelompok I sebagai
kontrol negatif diinduksi dengan aloksan tetrahidrat. Kelompok II diberi glibenklamid dosis 0,026 mg/20 g BB, kelompok III diberi sediaan uji dosis ¼ (0,9 mg/20 g BB), kelompok IV diberi sediaan uji dosis ½ (1,71 mg/20 g BB), kelompok V diberi sediaan uji dosis 1 (3,43 mg/20 g BB). Perlakuan dilakukan selama 14 hari dan dilihat penurunan kadar glukosa darahnya dengan spektrofotometer klinikal (VARTA 506).
Penurunan kadar glukosa darah pada hari ke-7 dan hari ke-14 diolah secara statistik dengan menggunakan ANOVA satu arah memiliki nilai ρ > 0,05 yang berarti data terdistribusi normal dan homogen. Dari hasil penelitian diketahui bahwa dosis tinggi dari fraksi etanol daun randu memiliki efek yang paling baik untuk menurunkan glukosa darah pada mencit walaupun hanya berbeda sedikit dengan fraksi etanol daun randu dosis sedang. Tetapi glibenklamid dengan dosis 0,026 mg/20
g bb tetap memilik aktifitas yang lebih besar jika dibandingkan dengan variasi ketiga dosis fraksi daun randu. Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa fraksi etanol dengan variasi dosis diatas dapat menurunkan kadar
|