Abstrak  Kembali
Tanaman kina dahulunya digunakan sebagai tanaman obat malaria yang berasal dari Pegunungan Andes Amerika Selatan, tapi sekarang kina lebih banyak diekspor ke luar negeri untuk dibuat sintetiknya. Kina mengandung metabolit sekunder seperti alkaloid, senyawa alkaloid tertinggi pada kina yakni kinin sebagai antipiretika. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kina Cinchona succirubra dari daerah manakah yang mengandung senyawa kinin terbanyak dan apakah faktor edafik (kondisi tanah dan lingkungannya) mempengaruhi kadar kinin didalamnya. Penelitian dilakukan dengan ekstraksi cara soxhletasi menggunakan tiga pelarut yang berbeda kepolaran yakni n-heksan, etil asetat dan etanol 96%. Ekstrak cair etanol 96% dikeringkan dengan rotary vacuum evaporator untuk dilakukan uji kualitatif pada kromatografi lapis tipis dengan fase diam silika gel 60 G dan fase gerak kloroform-metanol-amoniak (8:1:0,2) dengan membandingkan spot yang sejajar dengan baku pembanding kinin sulfat. Hasil spektrofotometer UV-Vis menunjukkan adanya serapan pada panjang gelombang 281,40 nm didapatkan bahwa senyawa kinin dengan paling tinggi yakni pada fraksi etanol 96% Cinchona succirubra Pavon ex Klotzsch dari daerah Sumatera.