|
Tanaman apel beludru (Diospyros blancoi A. DC.) merupakan famili Ebenaceae.
Secara empiris, tanaman tersebut sudah diketahui manfaatnya, akan tetapi studi
farmakognosi dan fitokimia terhadap batang tanaman apel beludru masih jarang
dilakukan. Penelitian dilakukan secara eksperimental meliputi pengumpulan sampel,
pemeriksaan makroskopis, mikroskopis, pembuatan ekstrak, pemeriksaan
karakteristik, skrining fitokimia, analisis senyawa kimia dengan KLT, dan analisis
senyawa lupeol dan epikatekin galat dengan HPLC. Pemeriksaan makroskopik
meliputi bentuk batang yang lurus, kulit batang bertekstur kasar, retak-retak
bercelah, bentuk daun memanjang, tepi daun rata, bentuk buah bulat, kulitnya
memiliki bulu halus, berwarna oranye. Pemeriksaan mikroskopis terhadap tanaman
apel beludru yaitu stomata tipe aktinositik, dan kristal kalsium oksalat bentuk
prisma. Pemeriksaan kadar air 7,91%, kadar abu 2,50%, kadar sari larut air 10,5%,
dan kadar sari larut etanol 11,5%. Skrining fitokimia menunjukkan adanya
kandungan fenol, flavonoid, tanin, saponin, dan alkaloid. Pada pengujian KLT,
didapatkan kandungan senyawa fenol, triterpenoid, flavonoid, tanin dan alkaloid.
Pada metode HPLC menunjukkan ekstrak batang apel beludru memiliki senyawa
lupeol sebanyak 15,93 μg/ml dan senyawa epikatekin galat sebanyak 35,81 μg/ml.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak batang apel beludru
mengandung senyawa fenol, flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, lupeol dan
epikatekin galat.
|