|
Tanaman angsana (Pterocarpus indcius Willd.) merupakan salah satu tanaman yang
dapat digunakan sebagai obat tradisional, salah satunya terdapat pada bagian daun.
Metabolit sekunder yang terdapat pada daun angsana adalah tanin, saponin, alkaloid,
flavonoid dan kuinon. Metode ekstraksi yang dilakukan untuk penarikan senyawa
adalah maserasi dan sokletasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
hasil kadar senyawa saponin ekstrak etanol daun angsana terhadap metode ekstraksi
maserasi dan sokletasi. Keuntungan dari metode sokletasi adalah pelarut yang
digunakan sedikit dan ekstrak yang tersari akan banyak karena diekstraksi secara
berulang-ulang, sedangkan pada metode maserasi adalah alat yang digunakan
sederhana serta dapat mengekstraksi ekstrak dalam jumlah banyak. Hasil penelitian
analisa kualitatif saponin daun angsana menghasilkan buih dan hasil analisa
kuantitatif menunjukkan rata-rata kadar pada metode maserasi sebesesar 194,1552
mgDE/g sedangkan pada metode skoletasi sebesar 312,8209 mgDE/g, dengan hasil
rendemen yang didapatkan pada ekstrak maserasi adalah 10,6375 % dan hasil
rendemen ekstrak sokletasi adalah 24,04 %. Pada uji independent T-test hasil yang
didapatkan ialah 0,001 (< 0,005) yaitu H1 diterima hasil tersebut menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap metode ekstraksi maserasi dan
sokletasi. Hasil penelitian menujukkan bahwa kadar saponin ekstrak etanol daun
angsana metode sokletasi lebih besar daripada metode maserasi.
|