Abstrak  Kembali
ABSTRAK
Dalam memasuki pembangunan jangka panjang tahap kedua (PJPT II) seperti diamanatkan oleh GBHN tahun 1993 tentang pentingnya upaya peningkatan pembangunan, untuk itu diperlukan perubahan orientasi nilai dan pemikirian tentang perwujudan manusia sehat. Dalam UU No. 23 tahun 1992 telah digunakan batasan baru “Kesehatan” yang lebih bermakna luas dibandingkan dengan batasan Undang-undang Kesehatan 1960. Menurut UU No. 23 Tahun 1992 Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kenyataannya, berdasarkan survei yang dilakukan Global Youth Tobacco Survey (GYTS) Indonesia tahun 2006 yang dilakukan terhadap remaja berusia 13-15 tahun, sebanyak 24,5 persen remaja laki-laki dan 2,3 persen remaja perempuan merupakan perokok, 3,2 persen di antaranya sudah kecanduan. Bahkan, yang lebih mengkhawatirkan, 3 dari 10 pelajar mencoba merokok sejak mereka di bawah usia 10 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang rokok dengan sikap siswa SMA Al-Hasra di sawangan Depok mengenai Lingkungan bebas asap rokok tahun 2010. Adapun jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitian Desain cross sectional. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data primer dengan cara wawancara kuesioner kepada 177 responden di SMA Al-Hasra di Sawangan Depok. Analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi aquare, dengan derajat kepercayaan 95% CI (Confidence Interval). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa Jenis Kelamin terbanyak adalah perempuan lebih banyak yang memiliki sikap positif mengenai lingkungan bebas asap rokok yaitu (70,2%). Umur responden remaja pertengahan (14-16 tahun) lebih banyak yang memiliki sikap positif mengenai lingkungan bebas asap rokok yaitu (54,7%). Pekerjaan Orang Tua responden bekerja lebih banyak yang memiliki sikap positif mengenai lingkungan bebas asap rokok yaitu (56,9%). Pendidikan Orang Tua responden lebih banyak yang memiliki sikap positif mengenai lingkungan bebas asap rokok yaitu (59,3%). Pengetahuan responden kategori rendah lebih banyak yang memiliki sikap positif mengenai lingkungan bebas asap rokok yaitu (63,0%). Hasil anasilis hasil uji hubungan, terdapat satu variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan sikap mengenai lingkungan bebas asap rokok yaitu: variabel jenis kelamin (P value 0,000). Sedangkan empat variabel tidak memilki hubungan bermakna dengan sikap mengenai lingkungan bebas asap rokok yaitu: umur (P value 0.659), pekerjaan orang tua (P value 0.553), pendidikan orang tua (P value 0.659) dan Pengetahuan tentang rokok (P value 0.178) Hasil penelitian diatas menunjukan bahwa untuk dapat bersikap hidup sehat perlu adanya kesadaran tinggi dari individu itu sendiri dan dukungan dari pihak luar termasuk kesediaan peraturan-peraturan yang harus siswa patuhi dan lebih mensosialisaikan akan bahaya yang ditimbukan oleh rokok atau asap rokok. Agar dapat bersama-sama menjaga kelestarian alam yang secara tidak langsung akan berdampak pula terhadap kelangsungan hidup manusia. Daftar Bacaan : 28 bacaan (1980-2007)