| Abstrak |
|
|
ABSTRAK Terdapat dua masalah kesehatan reproduksi remaja yang ada di Indonesia, berkaitan tentang perilaku seksual remaja, yaitu kehamilan dan penyakit menular seksual (PMS) atau Infeksi Menular Seksual (IMS). (Papalia, 2001). Resiko remaja untuk tertular infeksi menular seksual (IMS) termasuk HIV/AIDS juga meningkat di negara berkembang, mereka yang berusia 13-20 tahun. Sementara di Indonesia sejak awal epidemic HIV/AIDS (April 1987) sampai 30 juni 2000 sejumlah 7,7 % dari penderita HIV/AIDS adalah remaja yang berusia di bawah 20 tahun (Utomo, 2001). Dari keterangan diatas maka, tujuan umum penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara pengetahuan tentang HIV/AIDS dan IMS lainnya, faktor internal dan eksternal dengan perilaku seksual pada siswa/i di SMA Negeri 23 Tomang Jakarta Barat Tahun 2010. Desain penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan model pendekatan point time. Waktu penelitian ini pada bulan Mei tahun 2010 bertempat di SMA Negeri 23 Tomang. Populasi pada penelitian ini yaitu 503 siswa/i. Dengan teknik sampling yang digunakan proportional stratified random sampling dengan tingkat kesalahan 5 %, maka didapatkan sampel berjumlah 82 siswa/i. Jenis data yang digunakan adalah primer dan sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan cara angket dengan menggunakan alat berupa kuesioner. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisis bivariat (Chi Square) dan analisis multivariate (Regresi Logistik Ganda). Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa proporsi tertinggi pada siswa/I yang berperilaku seksual tidak berisiko yaitu 75,6 %, siswa/i yang memiliki pengetahuan rendah tentang HIV/AIDS dan IMS lainnya yaitu 63,4 %, siswa/I yang berkenis kelamin laki – laki yaitu 52,4 %, siswa/i yang berumur remaja awal yaitu 85,4 %, siswa/i yang duduk di kelas X yaitu 54,9 %, siswa/i yang yang memiliki ayah berpendidikan tinggi, yaitu 90,2 %, siswa/i yang memiliki ibu berpendidikan tinggi, yaitu 79,3 %, informasi seksualitas dari orang tua pada siswa/i yang terpapar, yaitu 79,3 %, informasi seksualitas dari guru pada siswa/I yang tidak terpapar, yaitu 42 51,2 %, informasi seksualitas dari teman pada siswa/i yang tidak terpapar 63,4 %, informasi seksualitas dari organisasi pada siswa/i yang tidak terpapar, yaitu 80,5 %, dan informasi seksualitas dari media massa pada siswa/i yang tidak terpapar, yaitu 64,6 %. Dengan menggunakan analisis bivariat diketahui bahwa variabel yang memiliki hubungan dengan perilaku seksual (Pvalue < 0,05), yaitu pengetahuan tentang HIV/AIDS dan IMS lainnya (Pvalue 0,049), umur (Pvalue 0,007) dan kelas (0,000). Sedangkan yang tidak berhubungan dengan perilaku, yaitu jenis kelamin (Pvalue 0,436), pendidikan ayah (0,396), pendidikan ibu (Pvalue 0,340), informasi seksualitas dari orang tua (Pvalue 0,597), dari guru (Pvalue 0,900), dari teman (Pvalue 0,482), dari organisasi (Pvalue 0,201) dan dari media massa (Pvalue 0,968). Berdasarkan hasil penelitian diatas, disarankan kepada siswa/i untuk meningkatkan pengetahuan, melakukan diskusi, seminar dan penyuluhan tentang bahaya perilaku seksual yang mengakibatkan terjangkit HIV/AIDS dan IMS lainnya dari pihak sekola Selain itu orang tua juga harus menambah wawasan dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi melalui berbagai sumber yang datanya valid. |
|