Abstrak  Kembali
ABSTRAK
Bertambahnya jumlah penduduk lansia diprediksikan akan menyamai jumlah penduduk balita sekitar 19 juta jiwa (8,5%) pada tahun 2005-2010 (Depkes RI, 2004). Meningkatnya jumlah penduduk lansia harus diupayakan agar kelompok lansia tetap mempunyai kondisi fisik, dan mental yang prima (Depkes RI, 2003). Pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan oleh lansia untuk menjadikan hidup lansia lebih sehat, dengan demikian diharapkan lansia dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan tersebut dengan optimal. Dari keterangan diatas, tujuan umum penelitian ini adalah diketahuinya faktor – faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan pos binaan terpadu (posbindu) Pedurenan pada pra – lansia dan lansia di wilayah binaan puskesmas Pedurenan Kota Tangerang tahun 2010. Desain penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Waktu penelitian ini pada bulan Juni tahun 2010 bertempat di wilayah binaan puskesmas Pedurenan Kota Tangerang. Populasi pada penelitian ini yaitu 2.156 pra lansia dan 936 lansia.. Teknik sampling yang digunakan klaster dengan tingkat kesalahan 5 %, maka didapatkan sampel berjumlah 103 pra – lansia dan lansia. Jenis data yang digunakan adalah kategorik dan kategorik. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan menggunakan alat berupa kuesioner. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisis bivariat (Chi Square). Hasil univariat menunjukkan bahwa proporsi yang rendah dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan posbindu sebanyak 26 pra-lansia dan lansia (25,2 %), sedangkan yang tinggi dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan posbindu 77 pra-lansia dan lansia (74,8 %). faktor predisposing, yaitu jenis kelamin: laki – laki (33 %), perempuan (67 %), umur: pra – lansia (67 %), lansia (33 %), pendidikan: rendah (41,7 %), tinggi (58,3 %), pengetahuan: rendah (68,9 %), tinggi (31,1 %). Faktor enabling yaitu jarak: jauh (45,6 %), dekat (54,4 %), biaya transportasi: tidak terjangkau (6,8 %), terjangkau (93,2 %), sarana transportasi: sulit (25,2 %), mudah (74,8 %), Pelayanan kesehatan: tidak dibutuhkan (60,2 %), dibutuhkan (39,8 %). Faktor reinforcing yaitu dukungan keluarga: tidak mendukung (56,3 %), mendukung (43,7 %). Dukungan petugas: tidak mendukung (51,5 %), mendukung (48,5 %). Dengan menggunakan analisis bivariat diketahui bahwa variabel yang memiliki hubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan posbindu (Pvalue < 0,05), yaitu jenis kelamin (Pvalue = 0,000) dan pelayanan kesehatan (Pvalue = 0,044), sedangkan pelayanan yang tidak ada hubungan yaitu umur (Pvalue = 0,840), pendidikan (Pvalue = 0,189), pengetahuan (Pvalue = 0,309), jarak (Pvalue = 0,331), biaya transportasi (Pvalue = 1,000), sarana transportasi (Pvalue = 0,414), dukungan keluarga (Pvalue = 0,870), dukungan petugas (Pvalue = 0,234). Berdasarkan hasil penelitian, disarankan Puskesmas Pedurenan lebih aktif mensosialisasikan pelayanan kesehatan posbindu kepada pra – lansia dan lansia serta keluarganya, petugas puskesmas lebih memotivasi kader-kader posbindu agar target pencapaian pemanfaatan pelayanan kesehatan posbindu terlaksana.