|
Diltiazem hidroklorida sebagai obat golongan antagonis kalsium yang
berkhasiat antihipertensi dan antiangina memiliki waktu paruh singkat antara 3-4
jam. Untuk memperpanjang kerja tersebut, maka diltiazem hidroklorida
diformulasikan dalam bentuk sediaan lepas terkendali. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui kemampuan amilum jagung terpregelatinasi suksinat
sebagai matriks dan pengaruhnya terhadap disolusi diltiazem hidroklorida dalam
sediaan tablet lepas lambat.
Pada penelitian ini dibuat 3 formula yang dibedakan pada penggunaan
matriks yaitu F1 menggunakan amilum jagung, F2 menggunakan amilum jagung
terpregelatinasi dan F3 menggunakan amilum jagung terpregelatinasi suksinat.
Dosis diltiazem hidroklorida 90 mg per tablet dan matriks yang digunakan yaitu
90 mg dengan bobot tablet 300 mg dan dibuat dengan metode granulasi basah. Uji
disolusi menggunakan alat disolusi tipe dayung (tipe 2) dengan kecepatan putaran
50 rpm dalam medium dapar phospat pH 7,2 sebanyak 900 ml pada suhu 37o +
0,5oC. Sampel disolusi diambil pada jam ke-1, 3 dan 8 dan ditentukan serapannya
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 237,2 nm.
Dari ketiga formula tersebut hanya F3 yang mendekati persyaratan dalam
USP 30 NF 25, dilihat dari hasil persen terdisolusi diltiazem hidroklorida. Pada F1
dan F2 menghasilkan pelepasan diltiazem hidroklorida yang tidak memenuhi
persyaratan dan pada F3 terjadi penurunan disolusi diltiazem hidroklorida.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa amilum jagung terpregelatinasi suksinat
sebagai matriks dapat menurunkan disolusi diltiazem hidroklorida dalam sediaan
tablet lepas lambat.
|