|
Pengendalian infeksi nosokomial aliran darah primer (IADP) dapat dilakukan dengan mencegah salah satu faktor yang dapat menimbulkan infeksi. Penyiapan dan penyimpanan injeksi kemasan ampul dalam disposable syringe secara non aseptis diduga dapat menyebabkan resiko infeksi. Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan perlakuan secara aseptis pada penyiapan dan penyimpanan injeksi ampul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penyiapan dan penyimpanan secara aseptis dan non aseptis yang dapat mempengaruhi penimbulan cemaran mikroba. Pengambilan sampel dilakukan dengan memilih injeksi kemasan ampul terbanyak digunakan dalam terapi yang disimpan dalam disposable syringe. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan mikrobiologi dan analisa statistik untuk melihat hubungan bermakna antara perlakuan penyiapan obat injeksi dengan
penimbulan cemaran mikroba.
Dari hasil pemeriksaan uji sterilitas 120 buah sampel, cemaran mikroba
hanya terjadi pada perlakuan non aseptis sebanyak 12 kali. Hasil uji mikrobiologi
diperoleh enam jenis bakteri dari 18 koloni yaitu Staphylococcus epidermidis (39
%), Pseudomonas aeruginosa (22 %), Staphylococcus aureus (17 %),
Acinetobacter haemolyticus (11 %), Klebsiella oxitoca (6 %) dan Klebsiella
ozaena (6 %). Hasil analisis statistik dengan menggunakan analsis Chi-Square
(X2 = 13.333 (nilai X2 ≥ 3.841)) terdapat hubungan bermakna antara teknik
penyiapan obat injeksi (teknik aseptis dan non aseptis) kemasan ampul dalam
disposable syringe dengan cemaran mikroba. Kesimpulan adanya pengaruh
terjadinya cemaran mikroba pada sampel uji dengan perlakuan aseptis dan non
aseptis.
|