Abstrak  Kembali
Telah dilakukan penelitian metode analisa penetapan kadar ampisilin dengan membandingkan antara metode spektrotofotometri dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Analisa penetapan kadar secara spektrofotometri dengan menggunakan pelarut air dibaca pada panjang gelombang 256 nm. Analisa dengan KCKT menggunakan fase gerak campuran (acetonitril P, air pro KCKT, kalium fosfat monobasa 1 M- asam asetat 1 N dengan perbandingan 909:80:10:1), pelarut kalium fosfat monobasa 1 M- asam asetat 1 N dan air, kolom L1/C18, panjang gelombang 254nm, suhu kamar dan kecepatan alir 1,5 ml/menit. Validasi metode analisa dilakukan meliputi uji akurasi dan uji presisi pada masing-masing metode, hasil recovery (perolehan kembali) uji akuarsi secara spektrofotometri antara 99,06% - 101,20% dengan SBR 0,53%, uji akurasi KCKT menunjukkan recovery antara 99,24% - 101,96% dengan SBR 0,83%. Hasil uji presisi dengan spektrofotometri rata-rata sebesar 99,74% ± 0,44; dan hasil uji presisi dengan KCKT rata-rata sebesar 99,62% ± 1,06. Hasil percobaan penetapan kadar ampisilin secara spektrofotometri sebesar 99,78% dengan SBR 0,22%, dan secara KCKT sebesar 99,44% dengan SBR 0,08%. Dari hasil penetapan kadar ampisilin secara Spektofometri dan KCKT tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kedua metode diatas, dengan demikian maka metode spektrofotometri dapat digunakan sebagai metode alternatif penetapan kadar ampisilin dalam sediaan tablet.