|
Daun ceplukan ( Physalis angulata L. ) secara tradisional telah banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat lndonesia sejak dahulu. Daun ceplukan digunakan
sebagai obat luka dan penyakit kulit, bisul dan borok ata.u koreng. Dengan potensi
relatif sebesar 2,49 x 'lO't kali Tetrasiklin HCL yang memiliki kemampuan
menghambat pertumbuhan bakeri Pseudomonas aeruginosa. Untuk mengetahui
golongan senyawa yang berkhasiat sebagai antibakteri maka dilakukan fraksinasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri fraksi n-heksan,
etil asetat dan etanol 70%o dari ekstrak daun ceplukan terhadap Pseudomonas
aerugirnsa. Metode pengujian aklivitas antibakteri dalam penelitian ini adalah metode
difusi agar dengan menggunakan kaca silinder. Konsentrasi zat uji yang
digunakan adalah 25, 50, I 00, 200 dan 400 pglml. Antibiotik pembanding yang
digunakan untuk uji aktivitas antibakteri adalah Ampisilin, dengan konsentrasi 10,
20,30,40dao 50 pglml. Dari hasil penelitian didapat bahwa fraksi etil asetat dan etanol 70%o mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa, sedangkan
fraksi n-heksan tidak mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas
oeruginosa. Data yang diperoleh dianalisis dengan regresi liniear. Hasil analisis
didapat nilai potensi relatif fraksi etil asetat daun ceplukan sebesar 1,25 x l0'r
kali Ampisilin dan fraksi etanol 70o/o sebesar 1,87 x I0-r kali Ampisillin. Dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa fraksi et^nol 70oA memiliki aktivitas
antibakteri yang lebih besar dibandingkan fraksi etil asetat sedangkan fraksi nheksan tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa.
|