Abstrak  Kembali
ABSTRAK
Anak-anak pada usia sekolah merupakan salah satu yang banyak mengalami kejadian gizi lebi DKI Jakarta merupakan provinsi di urutan ke-3 yang angka kegemukan pada anak nya masih besar. Fenomena sedentary life style konsumsi makanan cepat saji dan mulai berkurang nya aktivitas fisik juga menjadi pendorong terjadinya kegemukan (overweight) hingga obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara karakteristik anak, karakteristik orang tua, pola makan, aktivitas fisik dan konsumsi makanan cepat saji dengan kejadian gizi lebih pada siswa SD Muhammadiyah 6 Tebet Jakarta Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan Desain penelitian Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas 4-5 di SD Muhammadiyah 6, berjumlah 165 siswa. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas 4 dan 5 di SD Muhammadiyah 6 Tebet Jakarta Selatan, berjumlah 165 siswa. Tehnik pengambilan sampel yang dilakukan adalah sampel jenu Penelitian ini menggunakan data primer yang diambil melalui kuesioner dan wawancara kepada responden. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat. Hasil Univariat pada penelitian ini dimana sebagian besar adalah siswa perempuan (54,5%), siswa yang berada pada masa kanak pertengahan dan akhir (80,6%), siswa dengan uang saku kecil (75,8%), pendidikan ayah yang lulus perguruan tinggi (85,5%), pendidikan ibu yang lulus perguruan tinggi (82,3%), pekerjaan ayah bukan sebagai pegawai swasta (51,5%), pekerjaan ibu yang tidak full time (64,8%), pendapatan keluarga tinggi (87,9%), frekuensi makanan utama baik (66,1%), frekuensi sarapan rutin (67,7%), konsumsi makanan cepat saji dengan intensitas sering (93,9%), dan frekuensi aktivitas fisik rendah (57%). Hasil uji Bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna pada kejadian gizi lebih yaitu pada variabel Frekuensi sarapan (Pvalue 0,006). Dari hasil (PR) Responden yang tidak rutin sarapan 1,625 kali lebih berisiko untuk mengalami kejadian gizi lebi Saran penulis adalah agar sekolah terutama unit kesehatan sekolah bisa lebih giat dalam melakukan langkah preventif dengan melakukan pengukuran status gizi secara rutin juga memberikan pemahaman mengenai dampak dari kejadian gizi lebih bagi kesehatan anak.
ABSTRACT
Children at elementary school is one of the many experience overweight and obesity. Jakarta is the 3 province position that the obesity rate in children is still quite large. The phenomena of sedentary life style, fast food consumption or Fast Food and began to diminish his physical activity is also becoming one of the drivers of overweight to obesity. This study aimed to examine the relation between the characteristics of the child, parent characteristics, diet, physical activity and consumption of fast food with Overnutrition on the students of Muhammadiyah 6 elementary school in Tebet. This research is a quantitative research using cross sectional study design. Sampling technique done is saturated samples. Sample of this research was grade 4 and 5 at Muhammadiyah 6 elementary school Tebet, total of sample 165 students. This study uses primary data taken through a questionnaire and interviews with respondents. The analysis used in this study were univariate and bivariate. Univariate results in this study in which mostly female students (54.5%) of students in middle and late childhood (80.6%), students with a small pocket money (75.8%), pass education of father is college (85.5%), pass education of mother is college (82.3%), father's occupation is not as private employees (51.5%), mothers who did not work full time (64.8%), household income high (87.9%), the frequency of the main food is good (66.1%), the frequency of breakfast (67.7%), consumption of fast food with the intensity of the frequent (92.1%), and low frequency of physical activity (57 %). Bivariat test results showed that there was a significant relationship in the incidence of overnutrition are at variable frequencies breakfast (pvalue 0.006). Advice writer is that school especially school health unit could be more active in conducting preventive measures by conducting regular measurements of nutritional status also provides insights on the impact of the incident overnutrition for children's healt