Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata [Lam.] Pers.) dinyatakan memiliki efektivitas gel luka bakar dengan dosis efektif 2,5%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ketiga fraksi (fraksi polar, semi polar dan non polar) memiliki aktivitas penyembuhan luka bakar pada tikus putih jantan. Hewan yang digunakan sebanyak 25 ekor tikus putih jantan menjadi 5 kelompok yaitu kontrol positif (Bioplacenton®), kontrol negatif (Basis Gel) dan tiga kelompok variasi fraksi (fraksi polar, semi polar dan non polar). Punggung tikus diinduksi logam panas dengan suhu 100oC dan dengan diameter 2x2 cm selama 30 detik. Pengamatan diameter luka dilakukan pada hari ke 3, 6, 9, 12 dan 15 dengan parameter penurunan diameter luka bakar dan hari dimana luka lebih cepat menutup. Fraksi polar daun cocor bebek dengan dosis 1,29 % dalam sediaan gel memiliki aktivitas penyembuhan luka bakar yang sebanding dengan Bioplacenton® dimulai dari hari ke-12, 13, 14 dan 15 dengan nilai ρ=0,373 > 0,05 dan adanya perbedaan bermakna dengan kelompok negatif (basis gel) nilai ρ=0,000 > 0,05. Sedangkan fraksi semi polar 0,05% dan fraksi non polar 0,03% dalam sediaan gel memiliki aktivitas penyembuhan luka bakar dimulai dari hari ke-12, 13, 14 dan 15 adanya perbedaan bermakna dengan kelompok negatif (basis gel) nilai ρ=0,000 < 0,05. Saponin, tanin dan flavonoid merupakan senyawa yang berkhasiat sebagai penyembuh luka bakar.
|