Obat tradisional telah menjadi kebutuhan di seluruh lapisan masyarakat saat ini.
Bogor dan Kecamatan Nguter Sukoharjo termasuk daerah pemasok bahan
simplisia untuk IOT, IKOT dan pedagang jamu gendong. Simplisia dengan izin
edar belum menjamin suatu produk obat tradisioanal memiliki kualitas yang baik,
terutama dari kandungan logam berat Pb, Cd dan As yang berbahaya bagi
kesehatan. Keberadaan logam berat Pb, Cd dan As pada simplisia berasal dari
tempat tumbuh, kondisi air atau peralatan yang digunakan penanganan pasca
panen. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kandungan dan konsentrasi
Pb, Cd dan As pada obat tradisional simpisia kunyit yang beredar di pasaran dan
tidak memiliki izin edar. Berkaitan dengan dibutuhkannya metode analisis logam
yang valid terhadap kandungan ketiga logam berat tersebut dalam hasil pertanian,
maka pada penelitian ini dilakukan validasi metode analisis dalam rimpang
kunyit. Analisis dilakukan menggunakan perangkat Spektrofotometri Serapan
Atom. Dari hasil penelitian sampel kedua daerah mengandung logam. Daerah
yang paling banyak mengandung logam adalah Kecamatan Nguter Sukoharjo.
Kadar logam timbal (Pb) pada sampel kunyit yaitu 0,2637 μg/mL ± 0,1422. Kadar
logam kadmium (Cd) yaitu sebesar 0,1695 μg/mL ± 0,0062 dan untuk kadar
logam arsen (As) yaitu sebesar 4,333 μg/L ± 0,2365. Dari hasil diatas dapat
disimpulkan bahwa kadar logam Pb, Cd dan As masih diambang batas aman yang
diperbolehkan.
|