Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Diare adalah penyebab kematian paling umum pada balita dan menyebabkan kematian lebih dari 1,5 juta orang per tahun. Pada tahun 2010 dari 4,056 jumlah seluruh kasus diare yang terjadi
di kota Metro, sebanyak 1,027 kasus diare yang terjadi pada balita. Dalam pengobatan terdapat berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi hasil, salah satunya adalah nteraksi obat. Kejadian interaksi obat yang mungkin terjadi diperkirakan antara 2,2%
hingga 30% pada pasien rawat inap di rumah sakit, dan berkisar antara 9,2% hingga 70,3% pada pasien di masyarakat. Interaksi obat dapat membahayakan, baik dengan meningkatkan toksisitas atau mengurangi khasiatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya persentase pasien yang mengalami interaksi obat, mekanisme
interaksi obat dan tingkat signifikansinya pada pasien anak diare di Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Metro Lampung. Penelitian bersifat deskriptif terhadap data sekunder dari medical record yang diambil secara retrospektif. Hasil penelitian menunjukkan dari 183 pasien anak diare, sebanyak 45,36% pasien teridentifikasi berpotensi interaksi obat, dengan mekanisme interaksi secara farmakodinamik 19,08% dan secara farmakokinetik 80,92%. Tingkat signifikansi interaksi obat terbanyak adalah level 2 sebesar 70,99%, diikuti level 3 sebesar 24,43%.
|