Efek hepatoprotektor kombinasi ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dengan ekstrak pegagan (Centella asiantica [L] Urban) melalui pengukuran kadar SGOT dan SGPT pada mencit yang diinduksi karbon tetraklorida (CC4)
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dan pegagan (Centella asiatica [L] Urban) berdasarkan penelitian dan pengalaman telah terbukti dalam menyembuhkan beberapa jenis penyakit, diantaranya pengobatan gangguan fungsi hati atau lenih dikenal dengan hepatitis.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh pemberian kombinasi ekstrak temulawak dengan ekstrak pegagan terhadap efek hepatoprotektor melalui pengukuran kadar SGOT dan SGPT plasma pada mencit yang diinduksi karbon tetraklorida. Empat puluh ekor mencit jantan galur DDY dengan berat badan 30-40 g, umur ± 2 bulan, dibagi menjadi 8 kelompok secara acak sesuai dengan berat badan yang seragam. Kelompok I adalah kontrol positif diberi CCI4 dosis 1,5 ml/Kg BB dosis tunggal peroral, kelompok II adalah kelompok yang hanya diberi dosis tunggal temulawak 22,4 mg/Kg BB, sedangkan kelompok III, IV, V, VI, dan VII masing-masing diberikan kombinasi ekstrak pegagan dengan dosis 22,4 mg/Kg BB kemudian diinduksi karbon tetraklorida. Kelompok VIII merupakan kontrol negatif yang hanya diberi minyak zaytun. Bahan uji ekstrak diberikan selama 7 hari, kemudian setelah 16-18 jam diambil darahnya, lalu diukur berdasarkan aktivitas SGOT dan SGPT.
Data yang diperoleh menunjukkan rata-rata aktivitas SGOT dan SGPT pada Kelompok I adalah 471,06 dan 399,0 UI, kelompok II 324,2 dan 193,9 UI, kelompok III 287,52 dan 377,88 UI, kelompok IV 326,16 dan 371,74 UI, kelompok V 327,5 dan 280,78 UI, kelompok VI 270,52 dan 275,44 UI, kelompok VII 280,3 dan 305,76 UI, kelompok VIII 68,58 dan 23,73 UI.
Data aktivitas SGOT dan SGPT dianalisa dengan uji ANAVA satu arah dengan tingkat kepercayaan 95% hasilnya Menunjukkan nilai signifikan < 0,05 artinya ada perbedaan rata-rata yang signifikan antar perlakuan di dalam kelompok. Selanjutnya dilakukan uji Tukey untuk adanya perbedaan didalam kelompok, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa untuk aktivitas SGOT dan SGPT memiliki perbedaan bermakna antara kelompok I dan VIII dengan semua kelompok. secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pemberian dosis kombinasi temulawak dengan pegagan memberikan efek hepatoprotektor. Efektivitas GOT dosis tunggal temulawak dengan kelompok dosis kombinasi tidak terdapat perbedaan. Tetapi untuk efektivitas GPT penambahan ekstrak pegagan menurunkan efektivitas ekstrak temulawak dosis tunggal.
|