Pasien multitranfusi seperti penderita talasemia, rutin menerima transfusi darah
untuk mempertahankan kualitas hidup akibat gangguan sintesis hemoglobin. Salah
satu prosedur penting sebelum transfusi adalah uji crossmatch untuk memastikan
kecocokan darah donor dan resipien. Namun, transfusi berulang dalam jangka
panjang dapat memicu pembentukan alloantibodi yang menyebabkan hasil
crossmatch menjadi incompatible. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan
antara lama periode transfusi darah dengan hasil incompatibility pada pasien
talasemia di RSCM. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan
menggunakan data sekunder dari 125 pasien. Hasil menunjukkan jumlah
incompatible terbanyak ditemukan pada kelompok usia >15 tahun, yaitu 65 pasien
(52%), dengan hasil yang bermakna secara statistik (p-value <0.05) yang artinya
lama periode transfusi darah memiliki hubungan dengan hasil incompatible
crossmatch, diduga akibat pembentukan alloantibodi atau autoantibodi pada
pasien.
|