Abstrak  Kembali
Xylol merupakan salah satu agen yang digunakan pada tahapan histoteknik yang betujuan sebagai larutan penjernih suatu jaringan. Xylol sebagai larutan organik yang memiliki tingkat toksitivitas yang cukup tinggi sehingga perlu adanya agen pengganti xylol. Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa, xylol dapat digantikan dengan minyak nabati yaitu minyak mawar. Minyak mawar ini memiliki kandungan asam oleat sebesar 13,90% sehingga, kandungan asam oleat pada minyak tersebut mampu menjadi bahan altenatif pengganti xylol. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat adanya perbedaan dari penggunakan asam oleat pada minyak mawar sebagai agen pengganti xylol pada tahap pewarnaan hematoxylin eosin (HE). Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode cross sectional yang dimana preparat ini diwarnai melalui 4 jenis perlakuan yaitu kontrol (P1), deparafinisasi dengan minyak mawar (P2), clearing dengan minyak mawar (P3) serta deparafinisasi dan clearing dengan minyak mawar (P4), kemudian sediaan tersebut diwarnai dan diamati secara mikroskopis oleh dokter patologi anatomi. Perlakuan tersebut dilakukan pengulangan sebanyak 6 kali. Hasil data pengamatan kualitas preparat diolah dengan SPSS menggunakan Uji Kruskal wallis dengan hasil p=0,026;<0,05 antar kelompok perlakuan dengan kontrol, kemudian dilanjut dengan uji Mann whitney dengan hasil data yang signifikan. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa asam oleat yang terkandung dalam minyak mawar dapat menjadi salah satu bahan alternatif pengganti xylol dalam pembuatan suatu sediaan preparat jaringan histologi pada tahap deparafinisasi (P2) namun, minyak mawar belum bisa menjadi bahan alternative pengganti xylol pada tahap clearing (P3) serta deparafinisasi dan clearing (P4).