Abstrak  Kembali
Pemanfaatan tanaman obat masih digunakan di Desa Gekbrong, terutama pada penyakit asam urat. Seiring berjalannya waktu, pengetahuan pemanfaatan tanaman obat akan terkikis sehingga diperlukannya pendokumentasian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan bagian tanaman yang digunakan, cara pengolahan, populasi dan budidaya tanaman berkhasiat obat di Desa Gekbrong dan kandungan metabolit sekunder yang terdapat di dalamnya. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang dilakukan dengan wawancara, observasi, perhitungan analisis UV, sampling dan skrining fitokimia. Pemilihan informan menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Penelitian ini mendapatkan 70 informan dan 17 spesies tanaman. Bagian tanaman yang digunakan sebagian besar adalah daun (94,11%). Cara pengolahan tanaman obat tersebut dengan cara direbus lalu airnya diminum. Pembudidayaan tanaman dilakukan di pekarangan rumah. Tanaman yang dibudidaya oleh masyarakat Desa Gekbrong adalah manalika, ki urat, alpukat, antanan, kelor, lokatmala, pandan, putri malu dan kersen. Populasi tanaman dari hasil budidaya terbukti memiliki persentase tinggi (53%). Tanaman yang sering digunakan adalah daun manalika (Annona muricata L. UV: 0,685), daun cecenet (Physalis angulata UV: 0,657) dan daun ki urat (Plantago major UV: 0,642) sedangkan yang jarang digunakan adalah jampang katincak (Eleusine indica UV: 0,157) dan akar kawung (Arenga pinnata Merr. UV: 0,114). Tanaman yang digunakan mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, fenol, steroid dan terpenoid. Senyawa tanaman yang berkhasiat sebagai penurun asam urat adalah flavonoid, alkaloid dan saponin dengan cara menghambat enzim xantin oksidase.