Tanaman tradisional yang berkhasiat untuk pengobatan darah tinggi masih banyak
digunakan oleh masyarakat Desa Sukaharja. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya
pelestarian pengetahuan obat tradisional dan pemanfaatannya dengan cara studi
etnomedisin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan bagian tumbuhan
yang digunakan dalam pengobatan, cara pengolahan, identifikasi kandungan
metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman tersebut, dan mengetahui hasil
KLT. Skrining fitokimia dilakukan untuk melihat senyawa metabolit yang
terkandung dalam tanaman yang digunakan untuk pengobatan darah tinggi. Melalui
wawancara dan kuesioner didapatkan 45 informan dengan metode snowball
sampling dan purposive sampling. Didapatkan juga 13 tumbuhan untuk pengobatan
darah tinggi menggunakan metode Use Value (UV). Dari 13 tumbuhan dihitung
nilai UV, didapatkan nilai tertinggi yaitu daun sirsak (Annona muricata, UV 0,60),
dan bawang putih (Allium sativum UV 0,55), dan yang terendah adalah Jahe
(Zingiber officinale, UV 0,04). Bagian tumbuhan yang digunakan yaitu daun,
batang, rimpang, dan umbi, dan cara pengolahannya dengan cara direbus dan
ditumbuk. Hasil skrining fitokimia dari 13 tumbuhan tersebut menunjukkan adanya
senyawa metabolit sekunder yang sama yaitu flavanoid, serta hasil penegasan
kandungan flavonoid dari 5 tanaman menggunakan uji KLT yaitu daun sirsak
(Annona muricata Rf 0,65), bawang putih (Allium sativum Rf 0,64), daun kaca
piring (Gardenia jasminoides Rf 0,65), sambung nyawa (Gymnanthemum
amygdalinum Rf 0,65), dan Jahe (Zingiber officinale Rf 0,64) menggunakan standar
kuersetin dengan nilai Rf 0,66.
|