Prevalensi Diabetes Melitus (DM) tipe 2 selalu mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Penderita diabetes melitus cenderung menerima polifarmasi yang
ditujukan baik untuk pengobatan penyakit diabetesnya, komplikasi yang timbul
maupun untuk penyakit penyerta yang diderita pasien diabetes melitus sehingga
akan berpotensi menyebabkan terjadinya interaksi obat dan dapat berakibat
menimbulkan efek obat yang tidak dikehendaki yang akan memperberat kondisi
klinis pasien. Interaksi obat merupakan salah satu dari masalah terkait obat yang
dapat mempengaruhi outcome klinis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
potensi interaksi obat pada pasien diabetes melitus tipe 2 di instalasi rawat inap
Rumah Sakit Primaya Bekasi Barat periode tahun 2020. Jenis penelitian ini
menggunakan metode deskriptif, pengambilan data dilakukan secara retrospektif.
Berdasarkan rumus slovin maka sampel yang diambil untuk penelitian sebanyak
72 sampel. Analisis data dilakukan secara deskriptif analitik menggunakan Drug
Interaction Checker dari situs www.drugs.com. Berdasarkan hasil penelitian,
ditemukan 61 pasien diabetes melitus berpotensi mengalami interaksi sebanyak
144 kasus interaksi. Persentase interaksi farmakodinamik sebanyak 119 kasus
(82,6%) dan interaksi farmakokinetik sebanyak 20 kasus (13,9%). Ditemukan 28
kasus (19,4%) merupakan tingkat signifikansi major, 99 kasus (68,6%) tingkat
signifikansi moderate, dan 17 kasus (11,8%) tingkat kejadian minor.
|